Jakarta, Aktual.com — Penerbit pustaka Al-Kautsar meluncurkan buku berjudul ‘Jalan Tengah Demokrasi: antara Fundamentalisme dan Sekularisme’ yang juga bertujuan untuk menggugah partisipasi umat Islam dalam rangkaian kegiatan politik.

“Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-70, kami menerbitkan buku ini dengan tujuan menggugah partisipasi umat Islam dalam berpolitik, terutama dalam proses pemilihan pemimpin melalui Pemilu dan Pilkada,” kata Direktur Utama Penerbit Al-Kautsar Tohir Bawazir.

Hal tersebut dikatakan Tohir dalam acara peluncuran buku yang juga ditulisnya tersebut di Hotel Grand Alia, Cikini, Jakarta, Selasa yang dihadiri oleh Cendikiawan Muslim Adian Husaini dan Ketua MUI pusat Kholil Ridwan.

Tohir mengatakan partisipasi politik umat Islam kurang maksimal sehingga cita-cita menghadirkan figur pemimpin untuk membumikan nilai Islam yang membawa kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sulit terwujud.

“Hal ini penting karena demokrasi ini selalu digugat dan dipertanyakan oleh sebagian aktivis Islam, padahal di awal kemerdekaan RI seluruh komponen umat Islam sepakat memperjuangkan aspirasi politik menggunakan mekanisme yang berlaku, terbukti dengan berdirinya partai Masyumi,” tutur Tohir.

Jika mengacu pada akar sejarah, lanjut dia, umat Islam tidak sepatutnya menghindar dari aktivitas politik dan pemilu, karena sistem yang berlaku saat ini, sedikit banyak buah karya dan pemikiran para pemimpin Islam terdahulu yang aktif merumuskan NKRI, sehingga patut diperjuangkan.

“Memang dalam masyarakat heterogen, demokrasi belum dapat memuaskan keinginan semua komponen masyarakat, namun setidaknya dapat jadi solusi menyelesaikan perbedaan menjadi sebuah kompromi politik,” ujarnya.

Dia juga menambahkan bangunan politik Islam di masa awal kenabian dibangun dengan semangat demokrasi, walau kemudian melenceng dengan dibangunnya sistem monarki setelah masa ‘Khulafahul Rasyidin’.

“Apabila sekarang bentuk pemerintahan demokrasi semakin tumbuh dan bentuk monarki atau diktator ditinggalkan, sejatinya itu sejalan dengan semangat Islam,” tuturnya.

Sementara itu, Cendikiawan Muslim Adian Husaini mengatakan buku ini merupakan salah satu usaha untuk mendudukan demokrasi secara objektif dan menekankan pentingnya umat Islam untuk berpolitik.

“Sebagai bagian dari NKRI, umat Islam laksana penumpang ‘kapal’ Indonesia yang dinakhodai oleh presiden dan wakil presiden. Jika nakhoda kapal menabrakan kapal ini ke karang maka baik umat Islam ataupun yang bukan umat Islam akan terkena dampaknya. Jika tenggelam, semua juga akan tenggelam,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: