Jakarta, Aktual.com — Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pendapatan negara yang bergantung pada penerimaan pajak menunjukkan fiskal yang baik, menanggapi penerimaan terbesar 2016 ditargetkan dari pajak.

“Negara yang pengelolaan fiskalnya baik bergantung pada penerimaan pajak. Sebelumnya kita bergantung pada migas, migas turun kita berganti ke pajak. Apalagi migas produksinya makin turun,” ujar Menkeu di Jakarta, Rabu (19/8).

Apalagi kini, kata ia, harga minyak semakin jatuh sehingga menyebabkan penerimaan dari migas turun.

Selain itu, Menkeu menuturkan target penerimaan pajak pada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 realistis karena disusun berdasarkan perkiraan pertumbuhan alamiah.

“Target penerimaan pajak 2016 realistis bukan berdasarkan penerimaan pajak 2015, melainkan perkiraan penerimaan ‘shortage’, dari ‘shortage’ itu kita buat pertumbuhan yang relatif realistis,” ujar dia.

Untuk mendorong penerimaan dari pajak itu, Menkeu mengatakan pihaknya akan melakukan reformasi perpajakan untuk menutup kebocoran yang masih banyak terjadi.

Menkeu menambahkan, selain itu, pemerintah akan meningkatkan pelayanan, agar kepatuhan para Wajib Pajak meningkat, melalui adanya perbaikan dalam hal regulasi, administrasi serta akuntabilitas.

Pemerintah telah menetapkan target penerimaan pajak sebesar Rp1.565,8 triliun atau mengalami pertumbuhan sebanyak 5,1 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016.

Sementara itu, realisasi penerimaan pajak hingga akhir Juli 2015 telah mencapai Rp531,1 triliun atau 41,04 persen dari target dalam APBN-P sebesar Rp1.294,2 triliun.

Artikel ini ditulis oleh: