Surabaya, Aktual.com – Angka perceraian di Jawa Timur terus meningkat. Untuk skala nasional, Jawa Timur bahkan menempati urutan pertama.

Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, menuturkan dari 500 ribu pasangan yang menikah di Jawa Timur tahun ini, 100 ribu di antaranya diprediksi cerai. Kota Surabaya tercatat memiliki angka paling tinggi, mencapai 90 ribu kasus hingga hari ini di tahun 2015.

“Angka ini sangat tinggi sekali. Bayangkan saja, setiap tahun perceraian selalu bertambah. Dan tahun ini diprediksi angka perceraian mencapi 100 ribu pasang.” ujar Saifullah, saat konferensi pers, Kamis (20/8).

Diakuinya, meningkatnya angka perceraian menjadi fenomena yang negatif. Sebab dampaknya adalah terhadap anak. Tidak hanya berdampak menjadi korban, tetapi juga berdampak pada perilaku anak.

Yang paling parah, kata dia, anak-anak yang tidak punya orang tua, kerap kali menjadi korban dari tindakan asusila. Mulai dari kasus sodomi, pencabulan dan sebagainya dari ayah tiri.

Bahkan anak-anak terkadang justru menjadi pelaku, karena mengalami kelainan seksual akibat tidak ada arahan dari orang tua yang sudah bercerai.

Oleh sebab itu, untuk menekan agar tidak terjadi korban asusila atau perlaku seksual atau kekerasan terhadap anak, Pemprov Jatim akan membentuk Satgas Khusus dengan menggandeng bupati/walikota, kepolisian termasuk perangkat desa sampai tingkat RT.

Sementara dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak‎, Yohana Susana Yambise, menjelaskan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tiap tahun yang terus meningkat, disebabkan penegakan hukum seperti Undang-Undang (UU) Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga belum cukup membuat pelakunya jera.

Artikel ini ditulis oleh: