Jakarta, Aktual.com — Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengajak seluruh masyarakat agar membuat lubang resapan air atau biopori, sebagai bentuk kecintaan menjaga lingkungan. Apalagi, saat ini di daerah perkotaan keberaaan pohon semakin sedikit.

“Saya mengajak seluruh masyarakat dan pihak swasta untuk membuat lubang biopori sebagai langkah antisipatif mencegah kekeringan dan menjaga kelestarian lingkungan,” kata dia usai memanam alat biopori di Lapangan Karebosi, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (23/8).

“Saya berharap agar seluruh hotel, restoran, rumah sakit, sekolah, gedung bertingkat, bangunan lainnya termasuk rumah-rumah warga sebaiknya membuat lubang biopori sebagai tempat resapan air,” ujar dia lagi.

Dia pun menyebut pembuatan biopori sangat mudah, dibuat di halaman depan, halaman belakang atau taman dari rumah. Lubang biopori sendiri bisa dibuat dengan lebar kira-kira 30 centimeter (cm), jarak antarlubang sekitar 50 cm-100 cm mengunakan pipa plastik bekas dan lainnya.

“Meskipun gerakan awal ini baru 100 ribu lubang biopori yang sudah berjalan sementara sesuai pencanangan sejuta biopori, sekali lagi saya harapkan agar semua pihak mendukung gerakan ini,” ujar dia.

Selain itu, dia juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi atas realisasi penanaman satu juta pohon dalam program go green dengan harapan program itu terus dilanjutkan untuk menjaga kondisi lingkungan dan bumi ini.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo pada kesempatan itu mengatakan pencananyan sejuta lubang biopori tersebut akan terus dilanjutkan di sejumlah lokasi yang sudah ditentukan, utamanya daerah perkotaan yang tidak mempunyai resapan air.

“Akan kita lanjutkan pencanangan ini sesuai target dan kalau perlu kita tambah di beberapa daerah yang dianggap tidak mempunyai resapan air, termasuk di hutan-hutan kota,” kata dia.

Kegiatan pencanangan sejuta biopori juga dilaksanakan di Kota Palopo, Sulsel. Sesaat penanaman alat biopri di karebosi yang sebelumnya di lakukan teleconfence dengan pemerintah kota setempat. Pencanangan ini mendapatkan piagam Museum Rekor Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu