Proses bongkar muat kontainer berlangsung di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Kamis (8/1). Pada 2014 total volume bongkar muat atau trougput peti kemas TPKS Tanjung Emas mencapai 575.671 TEUs atau meningkat sekitar 15 persen dibandingkan pencapaian 2013. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Rei/nz/15.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli janji benahi persoalan dwelling time di pelabuhan.

Kata dia, rencana itu sebagai bagian rencana kerja ke depan menciptakan kemajuan pada sektor maritim.

Usai menerima kunjungan mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao, siang tadi, Rizal mengakui persoalan dwelling time sudah tidak asing lagi bagi dirinya.

“Minggu depan, kita akan membahas, hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dwelling time,” kata Rizal di kediamannya, Jakarta, Minggu (23/8).

Rizal memaparkan untuk atasi dwelling time akan lakukan lima langkah.

Pertama, membenahi jalur pengecekan barang-barang impor. “Kami akan meminta supaya yang masuk jalur hijau lebih banyak. Kan ketahuan siapa importirnya, itu yang nggak aneh-aneh, apa, sesuai dengan spesifikasinya. Kan sudah ketauan track record-nya. Kita tingkatkan jumlah importir jalur hijau,” ujar dia.

Kedua, membenahi penerapan harga dwelling time di pelabuhan, salah satunya pada biaya simpang kontainer di pelabuhan yang saat ini masih relatif murah.

“Kalau terlalu murah orang seneng aja nitip kontainer dua bulan tiga bulan nggak diambil. Jadi kita perbaiki pricing policy-nya agar orang cepet angkat kontainer,”

Yang ketiga, membenahi sistem pendistribusian di pelabuhan, seperti memberikan fasilitas jalur kereta api khususnya barang untuk bisa masuk ke pelabuhan.

“Di seluruh dunia langsung ada jalur kerta api di loading anf loading kontainer, jadi lebih cepet keluarinnya, dan nggak bikin macet Tanjung Priok. Kami akan menegaskan, minta yang terkait agar jalur kereta bisa langsung uploading dan unloading, agar supaya beban kemacetan tanjung priok berkurang,”

Yang keempat, Rizal mengungkapkan, untuk mengatasi persoalan dwelling time di pelabuhan, pemerintah akan membenahi sistem teknologi yang ada saat ini.

“Kalau kita di luar negeri, cari kontainer saya, saya tahu itu di E 234. Pasti tahu. Kita sistem ICT-nya nggak canggih, sengaja dibikin ribet,” kata dia.

Yang kelima, memberantas mafia-mafia yang beredar di sektor maritim. “Kami akan sikat para mafia, kami sudah bicara informal kepada Kapolri dan pihak terkait agar mengadakan gebrakan mengenai pemberantasan mafia. Gak peduli siapa yang beking di belakangnya, semua kita sikat,” ujar Rizal.

Artikel ini ditulis oleh: