Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah hingga menembus angka Rp14.006 dari sebelumnya yaitu di level Rp13.940 per dollar AS.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pelemahan rupiah tak lepas dari kondisi global yang sedang dalam ketidakpastian dan perlu diwaspadai.
“Mengenai rupiah saya mengikuti dengan seksama. Saya lihat bahwa hal ini tidak bisa dipisahkan dari perkembangan dunia. Dunia memang kondisinya betul-betul penuh dengan ketidakpastian,” ujar Agus usai RDP dengan Komisi XI di DPR, Jakarta, Senin (24/8).
Agus menambahkan, hari ini pelaku-pelaku pasar modal di dunia hampir semua melepas sahamnya dan itu berdampak pada Indonesia.
“Jadi saya ingin sampaikan kondisi dunia memang sedang dalam ketidakpastian,” katanya.
Pembahasan dalam rancangan anggaran tahunan BI 2016, memasukkan unsur utama tentang kondisi Amerika dimana ada kecendrungan ekonomi membaik dam kenaikan tingkat bunga serta kondisi Tiongkok.
“Dua utama itu yang kami angkat. Sebetulnya masih ada lagi seperti harga komoditi yang cenderung turun, harga minyak juga turun dan juga kekhawatiran orang melihat ekonomi Indonesia khususnya di bagian pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Terkait kondisi tersebut, perlu adanya respon dari pemerintah dan pelaku usaha untuk menekan nilai tukar.
“Sekarang ini adalah kondisi yang ‘under value’. Karena sudah under value tentu perlu ada respon bersama untuk meyakini ini tidak bisa terus dibiarkan. Namun kami undang khususnya kepada para eksportir, ini sudah saatnya melepas valuta asingnya untuk terjadi ‘supply and demand’ yang berimbang hingga tekanan pada nilai tukar yang tidak perlu ya tidak perlu terjadi,” ungkapnya.
Agus menegaskan bahwa BI sesuai dengan amanat akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. “Namun kondisi dunia memang perlu kita waspadai.”
Artikel ini ditulis oleh: