Jakarta, Aktual.com — Pendapat para ekonom dan analis pada masa jelang pilpres 2014 yang menyebut jika Joko Widodo dicalonkan dan terpilih sebagai presiden maka rupiah akan menguat terhadap dolar AS, hanya isapan jempol belaka.
Hal ini terkait dengan melambungnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menyentuh angka Rp14.000 pada senin (24/8) pagi tadi.
Beberapa ekonom dan analis yang meyakini rupiah akan menguat, bahkan hingga Rp10.000 jika Jokowi menjadi presiden, salah satunya Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih.
Saat itu, Lana meyakini rupiah akan menguat tajam jika Jokowi dicalonkan dan terpilih menjadi Presiden RI.
“Banyak investor yang menginkan kestabilan perekonomian, hal itu salah satunya diperoleh dengan kestabilan politik, maka jika Jokowi dicalonkan dan PDIP dan meraih suara 20 persen untuk pemilu legislatif, diperkirakan pemilihan presiden hanya akan terjadi satu putaran dan ini menyebabkan akan banyak terjadi arus modal masuk dan rupiah akan menguat,” kata Lana, Minggu (23/2/2014).
Selain Lana, analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menyebut rupiah akan bergejolak jika pasangan Prabowo-Hatta memenangkan pemilu 2014.
Menurut Kiswoyo, banyak investor akan meninggalkan pasar jika pilpres 2014 dimenangkan oleh pasangan Prabowo-Hatta (Baca: Prabowo Menang, Rupiah Berpotensi Tembus 13 Ribu).
Daya beli terhadap dolar akan tinggi karena rendahnya tingkat kepercayaan pasar terhadap pasangan Prabowo-Hatta, sehingga para investor meninggalkan pasar.
“Dalam kondisi itu, Bank Indonesia harus melakukan intervensi, sebab berpotensi jatuh hingga Rp 13 ribu per dolar AS,” ujar Kiswoyo, Minggu (6/7/2014).
Untuk diketahui, politisi Partai Gerindra Desmon J Mahesa juga mempertanyakan pendapat para pakar yang sebelumnya menyatakan bahwa rezim Jokowi dianggap hebat karena akan mampu memperbaiki keadaan negara (Baca: Krisis, Politisi Ini Mempertanyakan Pendapat Pakar yang Sebut Jokowi Hebat).
“Pertama, agak susah saya ngomong karena pada waktu itu semua pakar bilang Jokowi hebat. Persoalannya hari ini pakar-pakar itu punya malu ngga?” kata Desmond, Senin (15/6).
Dirinya mempertanyakan pendapat para pakar yang sebelumnya mengelu-elukan pemerintahan Jokowi-JK, karena saat ini justru terlihat potensi krisis ekonomi terjadi. potensi tersebut terlihat dari tidak stabilnya harga BBM, sulit serta mahalnya kebutuhan pokok, dan lain sebagainya.
Pemerintahan Jokowi-JK sudah berjalan selama lebih kurang lebih 10 bulan. Dalam perjalanannya, banyak kebijakan dari pemerintah yang dirasa tak berpihak pada rakyat. Diantaranya, ketidakstabilan harga BBM, naiknya harga kebutuhan pokok, hingga ketidakkompakan antarmenteri.
Hal diatas menjadikan pemerintahan Jokowi-JK menerima banyak sorotan dan kritik dari berbagai kalangan di masyarakat, termasuk dari partai pendukung utama Jokowi-JK, PDIP.
*Diolah dari berbagai sumber
Artikel ini ditulis oleh: