Jakarta, Aktual.com — Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi masih dalam tekanan. Berdasarkan data Bloomberg Dollar Indeks, Selasa (25/8), mata uang Garuda dibuka melemah 13 poin atau 0,09% ke Rp14.063 per dolar AS, dan bergerak di kisaran 14.048—14.066.

Kurs rupiah pada perdagangan di pasar spot pada Senin (24/8) kemarin ditutup anjlok 0,78% atau 109 poin ke level Rp14.050 per dolar AS. Sepanjang hari kemarin, mata uang Garuda sempat menyentuh level terlemah Rp14.054/US$ dan terkuat Rp13.952/US$. Mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah dan hanya Yen Jepang yang menguat 1,21%.

NH Korindo Securities Indonesia dalam risetnya mengemukakan, belum adanya perbaikan membuat laju rupiah kian tertekan.

“Tetap cermati sentimen dan berita yang dirilis serta mewaspadai jika laju rupiah kembali melanjutkan pelemahan,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Pada Selasa (25/8) rupiah diperkirakan Reza berada di bawah target support 13.809, yaitu Rp14.045-13.992 (kurs tengah BI).

Kembali melemahnya laju yuan memberikan sentimen negatif kepada pelaku pasar. Hal ini seiring dengan meningkatnya kekhawatiran kian melambatnya ekonomi China dan akan berimbas pada negara-negara Asia lainnya serta global.

“Belum adanya sentimen positif yang dapat dijadikan amunisi bagi rupiah untuk menguat membuatnya terus melemah,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh: