Foto kombo Menkeu Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 di Gedung kemkeu, Jakarta, Rabu (5/8). Realisasi pendapatan negara pada semester pertama mencapai Rp.771,4 triliun atau 43,8 persen sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp.913,5 triliun atau 46 persen dari pagu belanja negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz/15

Jakarta, Aktual.com — Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menolak usulan DPR untuk membentuk pusat krisis.

Hal ini disebutkan menanggapi rekomendasi Komisi XI DPR RI agar pemerintah membentuk crisis center untuk mengatasi kondisi perekonomian yang semakin memburuk.

Bambang beralasan bahwa saat ini kondisi perekonomian masih terkendali, maka pusat krisis tidak harus dibuat untuk saat ini.

“Kita masih jauh dari krisis,” ujar Bambang usai rapat paripurna DPR, Jakarta, Selasa (25/8).

Menurutnya, jika dibanding krisis moneter pada 1998, kondisi Indonesia saat ini masih terbilang jauh lebih aman. Sebab, inflasi dalam setengah tahun berkisar dua persen, daripada tahun 1998 yang mencapai hingga puluhan persen. Meskipun, rupiah mengalami pelemahan akibat devaluasi sejumlah mata uang.

“Pertumbuhan kita masih positif,” katanya.

Lebih lanjut, Bambang meyakini Indonesia masih aman dari kata krisis moneter dikarenakan sektor perekonomian makro yang juga masih terbilang bagus.

“Perbankan kita masih sehat. Kondisi kita sama sekali berbeda dengan 1998,” jelasnya.

Meski demikian, Bambang mengaku pemerintah tetap mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya krisis. Pemerintah pun berusaha untuk mengembalikan kepercayaan publik dan pasar.

“Kita antisipasi. Sebagian besar pelemahan ekonomi Indonesia, akibat dari gejolak yang terjadi di skala nasional,”

“Kemenko perkonomian, BI, OJK terus lakukan koordinasi.”

Artikel ini ditulis oleh: