Jakarta, Aktual.co — Tak hanya CEO Air Asia dan Presiden Joko Widodo,  Janet Yellen Si “wanita perkasa” di dunia perekonomian pun turut masuk dalam jajaran bergengsi 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME. Yellen, begitu ia disapa, merupakan Presiden The Federal Reserve/The Fed (bank sentral Amerika Serikat). Di usianya yang sudah 68 tahun, Yellen masih berjibaku dengan urusan perekonomian dunia. Bahkan bisa dibilang, Yellen merupakan sosok pengendali pergerakan perekonomian global.

Profesor Keuangan dan Ekonomi Stanford, Anat Admati mengemukakan bahwa Yellen merupakan sosok pemimpin bank sentral paling berpengaruh di dunia. Dalam hal ini, Yellen dianggap wanita perkasa sekaligus sakti. Saking ‘sakti’nya, setiap kata yang keluar dari mulut Yellen menjadi sentimen bagi para pelaku pasar.

“Janet Yellen bisa mempengaruhi perekonomian dunia. Yellen adalah seseorang yang spesial,” ujar Admati seperti dikutip dari Time, Jumat (17/4).

Dimata Admati, Yellen merupakan sosok cerdas dan teliti, ia bahkan tidak panik kala menghadapi situasi ekonomi yang bergejolak. Yellen juga dinilai memiliki berbagai kriteria yang menyebabkan dia pantas disebut orang berpengaruh, selain pintar dan berpengalaman, Yellen dianggap sangat berhati-hati dalam membuat kebijakan. Dia tidak pernah mendorong kebijakan yang cacat dan menyebabkan krisis seperti bencana alam. Pun Yellen sebagai sosok yang terbuka, bersedia menerima kritik, namun tetap mempertahankan regulasi yang efektif meskipun terus diserang. Hampir tidak ada orang yang bisa melakukan apa yang dia lakukan.

“Dia tidak menghadapi gejolak ekonomi layaknya bencana alam. Bahkan dia bersedia berdiskusi dengan para kritikus seperti saya,” tutur Admati.

Kendati bukan sosok yang sempurna melakukan perubahan dalam undang-undang, namun apa yang Yellen lakukan sudah maksimal untuk memperbaiki sistem keuangan. Komitmennya terhadap perbaikan ekonomi memberikan banyak harapan.

“Yellen melakukan hal-hal besar. Komitmennya memberi saya harapan,” ujar Admati.

Seperti diketahui, pasca krisis global 2008 lalu, kondisi ekonomi AS mulai membaik. Hal tersebut membuat The Fed memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga acuannya. Nasib seluruh mata uang di dunia pun harus takluk pada keputusan Yellen yang akan menaikan suku bunga atau tidak.

Jika kenaikan suku bunga tersebut terjadi, maka dolar AS yang berada di negara lain termasuk Indonesia akan “pulang kampung” yang mengakibatkan pelemahan nilai tukar seluruh mata uang dunia terhadap dolar termasuk Rupiah. Namun hingga kini, Yellen sendiri belum mengeluarkan keputusan terkait kapan The FED akan menaikan suku bunga acuannya.

Artikel ini ditulis oleh: