Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (tengah), bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil (kanan) dan Gubernur BI Agus Martowardojo mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (25/8). Rapat tersebut membahas penyampaian pokok-pokok RUU tentang APBN TA. 2016.

Jakarta, Aktual.com —  Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, yaitu menjadi kisaran 4,7-5,1 persen. Ini ketiga kalinya BI menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi, dari proyeksi sebelumnya 5-5,4 persen dan 5,4-5,8 persen.

Artinya, agar proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini tercapai, pemerintah perlu menggenjot semester II 2015 tumbuh 4,7 persen, sama seperti realisasi pertumbuhan ekonomi semester I 2015.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan ekonomi 2015 dapat membaik pada kuartal III dan IV. Dia yakin ekonomi membaik karena didukung akselerasi belanja pemerintah, seiring dengan project infrastruktur yang mulai berjalan.

“Kami yakin pertumbuhan ekonomi akan membaik,” ujar Agus di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (25/8).

Kendati demikian, Agus tidak menampik bahwa saat ini pertumbuhan ekonomi melambat. Pasalnya, investasi swasta dan pemerintah juga melemah karena penyerapan anggaran yang tidak sesuai dengan perkiraan.

“Hal serupa juga terjadi pada rendahnya penyerapan APBD. Perilaku wait and see investor swasta juga mendorong pelemahan investasi,” kata Agus.

Sementara ekonomi tahun depan, BI memprediksi kondisinya akan lebih baik dari tahun ini. Sehingga pertumbuhan ekonomi 2016 diproyeksikan BI sebesar 5,3-5,7 persen.

“Perkiraan pertumbuhan ekonomi 2016 itupun sedikit lebih rendah dari sebelumnya, 5,4-5,8 persen. Hal ini sejalan dengan lebih rendahnya perkiraan volume perdagangan dunia dan harga komoditas,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka