Jakarta, Aktual.com — Ketua Komisi VI DPR RI, Hafisz Tohir mengatakan bahwa saat ini ekonomi Indonesia sudah dalam kondisi darurat. Indikasinya, terlihat dari nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus melemah.

“Ekonomi RI sudah genting, di ujung tanduk. Pemerintah harus berhati-hati dalam merespon keadaan ini. Manajemen krisis harus segara dilakukan, protokol krisisnya harus segera di buat,” kata Hafisz di Jakarta, Selasa (25/8).

Menurutnya, kondisi gawat darurat ekonomi Indonesia terlihat jelas dari melemahnya nilai tukar rupiah hingga menembus angka Rp14.000/USD. Selain itu, pergerakan IHSG yang setiap hari turun beberapa point, menandakan telah terjadi capital flight.

“Bahkan kemarin capital outflow sampai 4%. Kalau tiap hari begini, maka tidak akan ada lagi modal yang available alias kita kesulitan likuiditas,” ujar dia.

Dirinya pun menyarankan kepada Presiden Joko Widodo untuk melakukan konsolidasi ekonomi politik dengan berbagai pihak guna merancang program ekonomi nasional yang komprehensif, menggunakan strategi total football.

“Pertahanan terbaik adalah menyerang dan bertahan sekaligus, artinya semua potensi bangsa di gerakkan untuk keluar dari kondisi ini. Ajak bicara semuanya, tenangkan rakyat, tenangkan pasar. Yakinkan bahwa fundamen ekonomi kita akan tetap bisa bertahan,” tukasnya.

Dalam jangka pendek Hafisz juga berharap Menko Perekonomian Darmin Nasution serta Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo dan ekonom yang kini menjabat sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, dapat memperkuat fundamental ekonomi dengan dibantu para ahli moneter lainnya.

Mereka juga diharapkan mampu memperkuat daya beli masyrakat dan membangkitan industri-industri yang sudah menurun akibat perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar rupiah, serta melakukan komunikasi internasional agar esport kembali bergairah.

“Dalam jangka panjang, pemerintah juga harus melakukan perbaikan struktur moneter, hindari berutang dolar agar tidak menekan neraca pembayaran, serta mulai membuat program ekonomi agar sektor riil berjalan,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby