Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Benny Soetrisno mengeluhkan kondisi industri yang hingga saat ini masih kesulitan dalam memperoleh pasokan gas. Padahal Indonesia sendiri merupakan penghasil gas terbesar di dunia.
“Sampai hari ini kita pengusaha berjuang terus agar kita bisa dapat gas. Gas yang ada itu merupakan hibah Tuhan pada Republik ini, tapi masalah gas kita, sudah susah dapatnya, harganya mahal. Padahal gas kita banyak,” kata Benny di The Ritz Carlton Hotel, Pacific Place, Jakarta, Rabu (26/8).
Ia juga menyayangkan di saat industri dalam negeri membutuhkan banyak sekali pasokan gas bumi, namun yang terjadi justru banyak gas produksi dalam negeri dijual ke luar negeri.
“Industri pemakai gas banyak sekali seperti Chemical, keramik, besi, pupuk, tekstil semua butuh gas. Gas ini banyak di wilayah Indonesia, tapi kita kurang gas. Masalahnya ada di infrastruktur distribusi gas, sampai saat ini jadi persoalan berat dan klasik,” terangnya.
Dikatakannya, berdasarkan data Indonesia Gas Society pada 2014, kebutuhan gas manufaktur ada di 15 provinsi. Akan tetapi, pada 2015 sumber gas yang didistribusikan justru lebih sedikit dari pada yang dibutuhkan.
“Selain itu, harga gas masih mahal, gas kita harganya rata-rata US$ 9,3 per mmbtu, jadi lebih mahal dari negara tetangga. Gas kita lebih banyak harusnya lebih murah,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: