Banyumas, Aktual.com – Kebakaran hutan di Lereng Gunung Slamet makin meluas. petuga gabungan yang akan memadamkan api pun mengalami pelbagai kendala.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, kepada wartawan, Rabu (26/8).

Sutopo menjelaskan, kendala utama adalah medan berat, angin kencang, cuaca kering, tidak ada air, dan sebagian api sudah membakar perakaran. Kebakaran yang melanda Gunung Slamet terjadi pada Senin, 24 Agustus 2015, di ketinggian 2.400-2.700 meter di atas permukaan laut (mdpl).

“Tim gabungan mengalami kesulitan. Untuk menjangkau lokasi kebakaran di Gunung Slamet, tim harus berjalan kaki selama tujuh-delapan jam,” ucapnya.

Sementara itu, petugas gabungan dari Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan Banyumas Timur dibantu TNI/Polri, dan masyarakat telah mengirimkan tim pendahulu untuk surveilance (pemantauan) titik kebakaran.

Administrator Perhutani KPH Banyumas Timur Wawan Triwibowo mengatakan tim pendahulu yang berjumlah 10 orang untuk mengecek lokasi terbakarnya hutan di Gunung yang banyak nilai spiritualnya itu.

Informasi yang dihimpun peristiwa kebakaran di lereng selatan Gunung Slamet itu pertama kali diketahui masyarakat pada hari Selasa (25/8) pukul 06.00 WIB. Lokasi kebakaran diduga merupakan kawasan ilalang yang berada di atas hutan lindung.

Kawasan tersebut berada di Igir Duwur yang masuk wilayah Desa Windujaya, Melung, dan Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas. Untuk menjangkau kawasan tersebut dibutuhkan waktu enam hingga delapan jam dengan berjalan kaki.

Artikel ini ditulis oleh: