Jakarta, Aktual.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini tengah ujuk gigi. Didukung oleh penguatan Wallstreet, IHSG sukses melesat lebih dari dua persen.

IHSG tumbuh 57,964 poin (1,37%) ke level 4.295,697 pada perdagangan preopening. Sedangkan Indeks LQ45 naik 14,842 poin (2,09%) ke level 725,646.

Memulai perdagangan, Kamis (27/8), IHSG dibuka menanjak81,932 poin (1,93%) ke level 4.319,665. Indeks LQ45 dibuka naik 20,932 poin (2,94%) ke level 731,736. Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG bertambah 106,971 poin (2,50%) ke level 4.343,798. Sedangkan Indeks LQ45 melompat 24,850 poin (3,50%) ke level 735,068.

First Asia Capital dalam risetnya mengemukakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat menembus level 4300, sedangkan level support di 4160.

“Melanjutkan perdagangan hari ini, dukungan penguatan dari Wall Street, akan kembali mengangkat aksi beli pemodal. Harga sejumlah saham unggulan yang sudah jenuh jual akan diburu pemodal memanfaatkan kondusifnya pasar saham global,” kata Analis First Asia Capital David Sutyanto di Jakarta, Kamis (27/8).

Wall Street tadi malam berhasil kembali bullish menghentikan koreksi dalam enam hari perdagangan sebelumnya. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat tajam 3,95% dan 3,90% tutup di 16285,51 dan 1940,51. Sedangkan harga minyak mentah koreksi 1,04% di USD38,90/barrel dan harga emas turun 1,2% di USD1124,90/t.oz. Aksi beli balik pemodal di Wall Street merupakan aksi ‘short covering’ ditopang sentimen redahnya tekanan jual di pasar saham China menyusul langkah PBoC menurunkan kembali tingkat bunganya 25 bp dan data-data ekonomi AS yang keluar menunjukkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut terus berlanjut.

Angka durable goods orders Juli lalu meningkat 2% (MoM) di atas estimasi sebelumnya yang memperkirakan turun 0,4%. Sebelumnya angka penjualan rumah baru Juli naik mencapai 507 ribu unit dibandingkan bulan sebelumnya 481 ribu unit. Indeks kepercayaan konsumen di AS Agustus ini naik ke 101,5 di atas estimasi 92,8.

Ia menambahkan, perdagangan saham kemarin berlangsung bervariasi di tengah masih tingginya resiko pasar dan aksi beli selektif pemodal memanfaatkan harga saham sektoral yang relatif murah. IHSG sempat anjlok 67 poin pada sesi pertama perdagangan, namun di akhir sesi aksi beli selektif pemodal akhirnya berhasil mengangkat IHSG tutup di teritori positif, menguat 9,232 poin (0,22%) di 4237,733.

“Penguatan IHSG kemarin masih dibayangi resiko depresiasi rupiah atas dolar AS yang berada di Rp14100 dan berlanjutnya arus dana asing yang keluar. Nilai penjualan bersih asing kemarin mencapai Rp527,58 miliar. Sepanjang Agustus ini saja hingga kemarin penjualan bersih asing di pasar saham telah mencapai Rp10,21 triliun,” ungkap dia.

Dampak depresiasi rupiah sebagai akibat devaluasi Yuan China dan rencana kenaikan tingkat bunga The Fed untuk pertama kali sejak 2006 lalu telah meningkatkan kekhawatiran berlanjutnya perlambatan ekonomi domestik yang sebelumnya telah tertekan akibat kebijakan uang ketat Bank Indonesia (BI). BI pekan ini kembali menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi di kisaran 4,7% hingga 5,1% dari sebelumnya 5%-5,4%.

Artikel ini ditulis oleh: