Makasar, Aktual.co — Sejumlah pihak menilai, dinamika politik yang terjadi saat ini di lingkungan Istana Negara diprediksi akan memperburuk dan menganggu kinerja pemerintahan saat ini.
Peta politik istana negara menyiratkan komunikasi politik Jokowi-JK sangat buruk ditandai pernyataan JK acapkali bernada diplomatis. Dinamika politik istana yang kurang harmonis termasuk partai pendukung pemerintah terkuat dari pidato Megawati. Demikian dikatakan Pengamat Komunikasi Politik yang juga akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar, DR Firdaus Muhammad, Jumat (17/4) kepada Aktual.co
Firdaus menuturkan, munculnya isu resuffle dan keberadaan staf presiden yang mengambil peran Wapres menguatkan indikasi perpecahan faksi di internal istana. Hal ini menjadi masalah serius karena terkait wibawa dan kinerja pemerintahan. “Jika politik istana tidak berjalan baik dan harmonis maka tentu akan berdampak buruk terhadap masa depan negara,” tutur Firdaus.
Firdaus menjelaskan, semestinya tata kelola pemerintahan di istana perlu dijaga dengan mengoptimalkan komunikasi politik internal istana agar wibawa pemerintah tetap terjaga di mata publik.
Jokowi, diharapkan mampu membangun sinergitas dan komunikasi yang baik kepada partai PDI-P dan partai pendukung lainnya dalam mengawal dan mendukung roda pemerintahan.
“Kalau dibiarkan terus menerus, ini akan berdampak buruk bagi citra pemerintahan saat ini” jelasnya.
Terjadinya miskomunikasi partai pendukung dan istana menurut Firdaus akan membuka peluang partai lain menjatuhkan pemerintahan Jokowi-JK.
“Setidaknya mereka akan tetap bermanuver menurunkan wibawa pemerintah yang mulai tidak harmonis,” katanya.
Firdaus juga mengungkapkan, dinamika partai pendukung yang sebelumnya all out mendukung kebijakan pemerintah termasuk mengkritisi jika menyimpang tentu hal yang wajar dan positif.
“Hanya saja jangan terus melakukan penggembosan, ini tentu makin memperkeruh stabilitas politik,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















