Jakarta, Aktual.co — Deklarasi Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jawa Timur, di Surabaya, dinilai melakukan ‘teror’ secara tidak langsung terhadap para perokok, petani, hingga industri. Deklarasi yang ingin menjadikan Indonesia tanpa tembakau dinilai terlalu berlebihan.  Pasalnya, deklarasi itu sama saja dengan memberangus hak asasi dan hak konstitusional para perokok.

“Tembakau itu ciptaan Tuhan dan setiap ciptaan Tuhan tidak ada yang tidak bermanfaat. Ormas itu kan didirikan agar berkontribusi terhadap negara. Tapi kalau misalnya ada organisasi yang didirikan tapi kontribusinya tidak jelas tapi malah kemudian memusuhi tembakau, jelas ada kepentingan tertentu,” ujar Ketua Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) Jawa Timur, Sulami Bahar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (17/4).

Menurutnya, deklarasi WITT merupakan sikap antitembakau. Dirinya menilai sikap anti tembakau secara individual tersebut seharusnya tidak usah dideklarasikan. Apabila sikap antipati itu kemudian diorganisasir, bahkan kemudian dideklarasikan, maka sudah pasti punya tujuan ‘teror’. Dirinya curiga, deklarasi itu ditunggangi pihak-pihak tertentu yang selama ini selalu merongrong industri hasil tembakau nasional.

“Bersikap anti tembakau, sama saja anti petani dan itu dapat dikategorikan meneror. Jika tujuan organisasi seperti itu sekali lagi jelas sama saja memusuhi petani di daerah hingga industri hasil tembakau,” tegasnya.

Dirinya prihatin karena deklarasi itu justru mengajak para ibu-ibu terutama kalangan pejabat di daerah. Mereka hanya diajak-ajak saja dan terkesan di fait accompli. Sikap antipati tembakau dipengaruhi kepentingan kampanye antitembakau yang disponsori agen-agen industri internasional.

“Kami yang sudah memberi kontribusi luar biasa terhadap negara kok direcokin, setiap deklarasi seperti ini pasti ada yang membiayai pasti ada penyokong. Saya lihat arahnya ke sana karena selama ini ada industri yang memang selalu merongrong industri tembakau nasional,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka