Jakarta, Aktual.co —   Tim Independen yang dibentuk untuk menentukan harga patokan petani menentukan usulan harga gula kepada Kementerian Pertanian sebesar Rp9.750 per kilogram.

“Tadi sudah diusulkan HPP gula sebagai masukan ke pak menteri (pertanian). Untuk tahun ini HPP-nya Rp9.750/kg. Tinggal menunggu SK (Surat Keputusan) dari Kementerian Perdagangan,” kata Ketua Tim Independen Purwono di Jakarta, Kamis (16/4).

Dia menjelaskan, besaran tersebut didapatkan dari perhitungan biaya pokok produksi (BPP) sebesar Rp8.862 per kilogram, kemudian ditambahkan 10 persen sebagai keuntungan bagi petani.

“Petani maunya 15 persen, tapi menurut saya logisnya memang 10 persen. Kalau melebihi itu nanti harga ecerannya malah terlampau tinggi, jadi memang ada pertimbangan tersendiri,” tutur dosen di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor itu.

Terkait dengan pertimbangan yang dilakukan sebagai penentu HPP gula, tim yang ia pimpin telah melakukan riset di 16 pabrik gula yang ada di Indonesia setiap tahunnya.

Melalui riset tersebut, akhirnya ditentukan BPP dengan besaran Rp8.862/kg, sedangkan penambahan margin keuntungan 10 persen merupakan hasil keputusan dalam rapat yang diikuti Kementerian Pertanian, tim independen dan sejumlah kelompok petani tebu, ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyampaikan akan menyerahkan keputusan HPP gula berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh tim independen.

“Saya tidak tahu bagaimana hasilnya, tapi kalau tim independen sudah memutuskan mestinya petani dan pemerintah harus taat,” kata Ketua Umum APTRI HM Arum Sabil usai mengikuti rapat tersebut.

Arum berpendapat, keputusan yang dihasilkan tim independen bersifat mutlak karena melibatkan riset oleh akademisi yang memiliki integritas tinggi.

Ia juga mengimbau kepada pemerintah, petani, dan pelaku bisnis agar tidak memperpanjang perdebatan penentuan HPP mengingat musim panen yang akan segera tiba pada sekitar Mei mendatang.

“Mereka (tim independen) orang-orang yang berkompeten dan berintegritas, ya kita harus percaya. Berapapun harga yang diputuskan mereka, ya harus kita hormati,” ujar Arum menjelaskan.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka