Jakarta, Aktual.com – Ketika letih dengan padatnya aktifitas sehari-hari, biasanya kita akan mendengkur ketika sedang tertidur. Dan hal ini, tentunya sangat menganggu bagi yang mendengarnya.
Mendengkur memang bukan hal yang normal. Dijelaskan dalam laman Naturalnews.com, yang dikutip Aktual.com, Senin (31/8), bahwa mendengkur merupakan sebuah pertanda bahwa ada sesuatu yang salah pada kesehatan anda.
Penyebab mendengkur memang disinyalir datang dari beberapa hal, otot tenggorokan Anda terlalu santai (kendor) sehingga menutupi saluran napas Anda. Lidah atau jaringan lemak menutupi saluran napas Anda, sehingga Anda memiliki saluran napas sempit.
Gejala yang paling umum penyebab mendengkur adala OSA (Obstructive Sleep Apnea). Ini adalah gangguan tidur yang serius, di mana nafas berulang kali berhenti dan terjadi ketika sedang tidur. OSA terjadi ketika lidah langit-langit lunak cukup membuat kontak dengan bagian belakng tenggorokan, baik membatasi aliran udara ataupun berhenti sama sekali. bahkan OSA menyebabkan kematian jika ini tidak diobati secapatnya.
Berikut ini merupakan sesuatu yang perlu anda ketahui tentang mendengkur yang perlu dijadikan suatu kewaspadaan dini terhadap masalah kesehatan anda:
Penyakit jantung
Pendengkur krosnis merupakan gejala dari sesuatu yang salah dari jantung anda. Salah satunya ketika OSA menyerang, peristiwa ini memicu stress pada jantung jika peristiwa OSA ini sering terjadi, maka secara kumulatif akan meningkatkan risiko jantung anda menjadi bermasalah.
Hipertensi
Para peneliti menemukan bahwa OSA merupakan salah satu penyebab timbulnya hipertensi (tekanan darah tinggi). Kebanyakan orang yang menderita hipertensi mendapatkan sedikit lega di malam hari karena tekanan darah mereka turun.
Obesitas
Penderita sleep apnea kemudian akan banyak makan, sehingga cenderung lebih gemuk. Kegemukan adalah faktor risiko berbagai penyakit.
Sulit berkonsentrasi
Penderita sleep apnea merasa mengantuk, selalu lelah, sakit kepala, sulit berkonsentrasi dan kehilangan memori di siang hari, karena tubuh dan otak tidak cukup tidur. Hal ini dapat berisiko kecelakaan bila penderitanya mengoperasikan mesin atau kendaraan.
Artikel ini ditulis oleh: