Jakarta, Aktual.com – Asosiasi Pertambangan Indonesia (API) mengungkapkan bahwa proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri (smelter) turut terimbas oleh melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD. Pasalnya, nilai tukar rupiah yang sempat menembus level Rp14.000 per dolar dikatakannya telah mendongkrak biaya pengadaan proyek smelter.
Direktur Eksekutif API, Syahrir, mengatakan bahwa mayoritas bahan baku maupun peralatan proyek smelter didatangkan dari luar negeri dan pembeliannya dilakukan dengan mata uang asing.
“Memangnya ada peralatan yang dibikin dalam negeri, enggak ada kan. Adanya impor. Ya mati dia,” kata Syahrir di Jakarta, Senin (31/8).
Meski begitu, dirinya mengaku masih belum bisa memastikan seberapa besar dampak dari gejolak rupiah tersebut.
“Anggarannya naik, saya enggak tahu persis,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh: