Jakarta, Aktual.co — Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan, kecelakaan pesawat F-16 bernomor TS 1643, di Lanud Halim Perdanakusuma, disebabkan adanya gangguan pada sistem hidrolik.
Dijelaskan Agus, pada saat melaksanakan rolling take off untuk bersiap lepas landas, pilot Letkol Pnb Firman Dwi Cahyono, mengidentifikasi adanya malfungsi pada sistem hidrolik pesawat. Hal itu ditandai dengan lampu peringatan (warning light) yang menyala.
“Penerbang melihat ada dua indikasi, hidrolik dan elektrik,” jelas Agus dalam konferensi pers di Mabes TNI Angkatan Udara, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (16/4).
Melihat indikasi tersebut, pilot akhirnya memutuskan untuk membatalkan pesawat lepas landas (abort take off). “Pilot melakukan pengereman penuh,” ujarnya.
Kendati demikian, upaya pengereman tersebut tidak dapat dilakukan dengan maksimal. Agus menduga telah terjadi kerusakan pada sistem hidrolik, sehingga pengereman yang dilakukan tak mampu menahan laju pesawat.
“Kemungkinan hidrolik ada trouble, ada kebocoran, jadi pengereman tidak bisa maksimum. Sistem pengereman pesawat memang menggunakan hidrolik,” imbuhnya.
Dengan demikian, untuk menghindari pesawat keluar dari landasan pacu, pilot memutuskan untuk memutar pesawat ke arah berlawanan.
Artikel ini ditulis oleh:

















