Jakarta, Aktual.com — Kejaksaan Agung (Kejagung) RI bakal menjadi sasaran aksi demonstrasi, Rabu (2/9) pagi. Rencananya, demonstran yang mengatasnamakan Pemuda Restorasi Anti Korupsi Jakarta (PERAK) bakal menggelar aksi demo di depan Kejagung menuntut penuntasan kasus mega korupsi terkait penjualan hak tagih (cessie) pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang merugikan negara ratusan triliun.
Dalam tuntutannya, demonstran mendesak Kejagung untuk memanggil dan memeriksa Kepala BPPN 2002-2004 yaitu Syafruddin Tumenggung, dan Menteri BUMN saat itu Laksamana Sukardi.
Bahkan, demonstran tak segan meminta Kejagung untuk juga memeriksa Presiden RI saat itu Megawati Soekarnoputri atas kebijakan obral murah aset-aset BPPN yang merugikan negara hingga ratusan triliun.
Rencananya, aksi demo bakal berlangsung pukul 10.00 WIB pagi ini. Namun situasi di halaman depan Kejagung masih tampak sepi dari aktivitas demo.
Kasus ini bermula ketika PT Adyaesta Ciptatama meminjam Rp 425 miliar kepada BTN untuk membangun perumahan dengan jaminan lahan di Karawang seluas 1200 hektar, akhir tahun 1990.
Krisis moneter terjadi tahun 1998, dan BTN masuk program penyehatan di Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Aset-aset yang tertunggak dilelang BPPN tahun 2003 dalam upaya mengembalilkan dana penyehatan yang dikeluarkan negara.
Dalam lelang aset di BPPN diikuti tiga peserta, yaitu PT VSIC, PT First Kapital dan PT Adiaesta Ciptatama. Kemudian, PT First Kapital memenangkan lelang tersebut dengan harga 69 miliar yang diberikan oleh BPPN. Namun, perusahaan tersebut membatalkan statusnya sebagai pemenang lantaran ada aset yang bermasalah.
Pembatalan pembelian aset BPPN oleh First Capital bukan tanpa sebab. Direktur anak perusahaan PT Adiaesta Grup (AG) Johnny Wijaya itu diduga telah mengelabui BPN Karawang dan menggelapkan tanah jaminan di SHGB 1, seluas 300 hektar.
BPPN kemudian kembali menggelar lelang lanjutan dan dimenangkan PT VSIC, dengan harga Rp32 miliar. Turin menegaskan perubahan harga dari Rp 69 miliar menjadi Rp 32 miliar adalah fokus tim penyidik.
Artikel ini ditulis oleh: