Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan arahannya usai melantik pengurus Badan Pemenangan Pemilu dan Badan Saksi Pemilu Nasional PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (27/8). Pelantikan pengurus kedua badan dalam tubuh partai politik berlambang Banteng Moncong Putih tersebut dilakukan sebagai salah satu upaya memenangkan pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember 2015. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Jakarta, Aktual.com — Nama Presiden ke-6 Indonesia, Megawati Soekarnoputri terus diteriakkan massa pendemo dari Pemuda Restorasi Anti Korupsi Jakarta (PERAK). Demonstran menilai, Megawati ikut andil soal penjualan aset negara melalui Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

“Sudah sepantasnya Megawati mengambil tanggungjawab itu. Atas penjualan murah aset-aset negara. Aset-aset rakyat Indonesia,” kata Koordinator aksi, Aditya Iskandar saat berorasi di depan Kejagung, Rabu (2/9).

“Adili Megawati, adili Megawati,” teriak puluhan demonstran sambil mengangkat poster bergambar Megawati. Serta foto Menteri BUMN saat itu Laksamana Sukardi. Bahkan, massa juga menggelar aksi teatrikal yang menggambarkan sesosok wanita berbaju merah bertopeng Megawati dengan tangan terborgol.

Aditya menegaskan, tidak ada alasan Kejagung untuk tidak ikut memanggil Megawati sebagai pengambil kebijakan tertinggi saat itu. Dimana banyak aset-aset negara diobral dengan harga murah.

“Tidak ada yang bilang kebijakan tidak bisa dipidana kawan-kawan. Jika kebijakan menyengsarakan ekonomi maka bisa dipidana,” tegasnya.

Diapun meminta Jaksa Agung HM Prasetyo untuk tidak tebang pilih dalam mengusut mega korupsi berkedok penjualan aset melalui BPPN.

“HM Prasetyo jangan main-main. Kita akan berdiri dibelakang untuk mengusut tuntas kasus tersebut,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby