Warga mengambil air untuk mandi di galian lubang yang mereka buat pada aliran Sungai Cipamingkis yang mengering akibat musim kemarau panjang di kawasan Cibarusah, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (29/8). Akibat kemarau panjang, warga sekitar harus rela mengambil air di Sungai Cipamingkis setiap pagi dan sore hari. Kekeringan yang melanda Jonggol sejak lebih dari satu bulan yang lalu ini mulai membuat kesal warga Jonggol, karena bantuan air bersih yang dijanjikan pemda setempat tidak rutin. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Karimun, Aktual.com – Rumah tangga warga Pulau Kundur, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, sejak beberapa silam memanfaatkan air parit atau got, sebab sumur-sumur mengering akibat musim kemarau panjang.

“Setiap sore setelah pulang sekolah, saya ke parit tidak jauh dari rumah. Saya bawa jeriken dengan gerobak, mengambil air parit untuk dipakai di rumah,” kata seorang pelajar, Wandi di Parit Jepun, Kecamatan Kundur, Rabu (2/9).

Wandi mengaku kini sering mandi di parit berair jernih, karena sumur di rumahnya kering akibat kemarau melanda daerah tersebut sejak empat bulan terakhir.

“Lumayan ‘capek’ om, pulang mendorong gerobak dan jeriken air, tubuh keringatan tapi saya mandi lagi sesampainya di rumah,” ucapnya.

Ia mengatakan membawa empat sampai lima jeriken yang sudah diisi air dengan gerobak dorong. “Kadang bolak-balik beberapa kali agar air di rumah banyak, dan bisa dipakai ibu untuk mandi dan mencuci,” ucapnya.

Warga lain Sumarni mengatakan pemenuhan kebutuhan akan air bersih di rumahnya juga diperoleh dari parit.

“Suami yang ambil air di parit, airnya jernih kok dan bisa dipakai mandi dan mencuci, kadang satu hari mengambil air di sana sampai dua kali, pagi dan sore,” kata dia.

Ia menuturkan sebagian besar sumur warga mulai kekeringan akibat hujan tidak mengguyur daerah itu. Bahkan parit-parit yang biasanya penuh air, kini mulai surut karena sering diambil warga.

“Sudah hampir empat bulan tidak hujan, dan kami mulai mengambil air parit sejak beberapa minggu ini,” ucapnya.

Artikel ini ditulis oleh: