Jakarta, Aktual.com — Pencopotan Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri menuai protes dari sejumlah pihak. Pasalnya pencopotan itu, dikaitkan dengan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Relawan Jokowi, Ferdinand Hutahean menyebut pencopotan terhadap Budi Waseso yang dikaitkan dengan stabilitas ekonomi merupakan logika sesat.
“Ini logika setan dan sesat yang dikembangkan oleh para mafia yang terganggu dengan manuver Komjen Buwas bersama Direktur Tindak pidana ekonomi Brigjen Viktor Simanjuntak,” kata Ferdinand kepada Aktual.com.
Padahal, lanjut dia, kinerja Polri saat ini sudah menunjukan perbaikan. Terlebih selama ini publik sangat haus melihat perbaikan kinerja Polri dalam memerangi korupsi dan kehausan itu mulai terjawab dengan langkah berani Bareskrim menetapkan tersangka beberapa kasus migas dan kasus besar lain.
“Sekarang semangat pemberantasan korupsi dan perang terhadap mafia ingin dipatahkan oleh kekuatan para mafia, yang kolaborasi dengan kekuasaan. Ini harus dilawan, logika jangan dibalik,” kata dia.
Dia berpendapat, pembangunan ekonomi harus berjalan bersama penindakan hukum, bukan sebaliknya melakukan pembangunan ekonomi diatas perilaku koruptif. Hal itu, kata dia logika yang harus diluruskan.
“Tidak boleh ekonomi dibangun dengan membiarkan perilaku koruptif, tapi ekonomi harus dibangun bersamaan dengan penindakan hukum.”
Dia pun berharap, Presiden Jokowi jangan mau diintervensi oleh mafia yang kolaborasi dengan kekuasaan. Jokowi harus berani menegaskan sikap serius perang terhadap korupsi dan mafia.
“Justru Jokowi harus mendukung Bareskrim Polri untuk melakukan tugasnya memerangi mafia, jangan malah tunduk pada kehendak mafia.”
Dia pun menyayangkan, pencopotan Budi Waseso setelah pihak Bareskrim melakukan penggeledah di kantor Pelindo II yang dikomandoi oleh RJ Lino itu.
“Sungguh luar biasa memang akutnya penyakit mafia didalam negara ini. Hanya berselang beberapa hari seorang Dirut BUMN ngancam-ngacam Presiden lewat telpon intimidasi melalui seorang mentri karena kantornya di geledah pihak Bareskrim, serangan balik terjadi tanpa hitungan minggu atau bulan.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu