Palembang, Aktual.com – Kementerian Pemuda dan Olahraga, mengklaim sedang melakukan penggodokan dana bagi mantan atlet Indonesia, sebagai dana pensiun.
“Saat ini sedang digodok, dan akan diajukan ke DPR,” kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga Djoko Pekik Irianto, dalam diskusi terbuka “Ke Mana Visi Pembinaan Olahraga Kita” di Palembang, Jumat (4/9).
Djoko mengaku, hal ini merupakan permintaan dari para pelaku olahraga kepada Kemenpora, karena melihat mantan atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional, setelah pensiun sebagai atlet, hidupnya memprihatinkan.
Namun, hingga detik ini, permintaan itu tidak juga direalisasikan oleh Kemenpora yang saat ini dipimpin oleh Menpora Imam Nahrawi.
“Pemerintah benar-benar ingin menggolkannya, karena ini sebenarnya masukan yang sudah lama dari para pelaku olahraga,” kata Djoko.
Pada awal-awal kepemimpinan Imam Nahrawi sebagai Menpora, dirinya gencar mengumbar janji untuk memberikan dana pensiun bagi para mantan atlet nasional. Namun hal itu, lagi-lagi hanya isapan jempol semata.
“Ini membutuhkan waktu, karena pemerintah berkeinginan ini berlangsung terus menerus atau tidak berakhir seperti era pemerintahan sebelumnya,” kata dia.
Mantan atlet bulu tangkis nasional Rexy Mainaky mengatakan sudah saatnya bagi Indonesia mengelola dana pensiun atlet seperti yang dilakukan negara tetangga Malaysia.
“Malaysia itu tidak mengenal bonus medali seperti yang diterapkan di Indonesia. Atletnya diberikan dana pensiun dengan kisaran beragam sesuai dengan prestasi yang dicapai, seperti peraih perak olimpiade Lee Chong Wee, sejak menjadi atlet hingga ia pensiun sampai meninggal dunia akan mendapatkan bantuan biaya hidup bulanan dari negara,” kata dia di tempat yang sama.
Ia melanjutakan, Indonesia juga dapat menerapkan hal itu jika ingin meningkatkan prestasi atlet.
“Malaysia saja yang belum pernah meraih emas olimpiade sudah memberikan penghargaan luar biasa ke atletnya, mengapa Indonesia tidak bisa?. Yang harus dipahami, akan sangat sulit sekali memaksa atlet untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya jika urusan masa depannya belum ada kejelasan,” kata mantan peraih emas olimpiade ini.
Artikel ini ditulis oleh: