Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri) berdiskusi dengan Menteri Perdagangan Thomas Lembong (kanan) sebelum mengikuti Rapat Terbatas membahas situasi ekonomi terkini di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (24/8). Dalam pertemuan tersebut juga dibahas pelemahan mata uang Rupiah terhadap Dolar AS, kenaikan harga kebutuhan pokok, serta situasi ekonomi makro Indonesia. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/15

Jakarta, Aktual.com —  Belanja Kementerian BUMN dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 naik 133 persen dari tahun ini, atau dari Rp148 miliar menjadi Rp345 miliar.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan kenaikan yang signifikan tersebut karena pada tahun depan Kementerian BUMN ditujukan sebagai agen pembangunan dan pendukung program pemerintah, yaitu infrastruktur dan swasembada pangan.

“Pada 2016 program pembinaan BUMN naik 51,9 persen, lebih besar dari program dukungan manajemen yang mencapai 48,7 persen,” ujar Rini di Banggar DPR RI Jakarta, Senin (7/9).

Lebih lanjut dikatakan dia, dari Rp345 miliar tersebut sebesar Rp150 miliar atau 76 persen ditujukan untuk pagu program pembinaan.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Banggar DPR RI, Djoko Udjianto mengatakan usulan Rini dinilai berlebihan. Pasalnya, keuntungan (deviden) BUMN pada 2015 tidak mencapai Rp40 triliun, hanya terealisasi Rp37 triliun. Bahkan, 2016 Rini kembali memangkas pagu deviden BUMN menjadi hanya Rp31 triliun.

“Jadi bagaiamana ini devidennya berkurang terus, saya minta Menteri BUMN ini concern,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka