Jakarta, Aktual.com — Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini dibuka masih di zona pelemahan. Mata uang Garuda kian redup bahkan mendekati level Rp14.300 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Selasa (8/9), rupiah dibuka di level Rp14.284 per dolar AS, atau melemah 18 poin dibanding pada penutupan perdagangan Senin (7/9) kemarin, yakni di level Rp14.266 per dolar AS usai anjlok 94 poin.
NH Korindo Securities Indonesia dalam risetnya mengemukakan, sentimen negatif masih mewarnai laju rupiah yang mengawali pekan ini. Pelaku pasar pun masih menjauhi rupiah seiring belum adanya sentimen positif yang hinggap.
“Belum adanya sentimen positif dari dalam negeri dan cenderung melemahnya sejumlah mata uang Asia memberi tekanan negatif pada rupiah,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Pelemahan sejumlah mata uang Asia dipicu spekulasi akan diperketatnya aturan transaksi (terutama saham dan valas) di Tiongkok. Dan diperparah dengan rilis penurunan cadangan valas Tiongkok sebesar USD93,9 miliar menjadi USD3,56 triliun.
Penurunan cadangan valas yang dipersepsikan untuk menstabilisasi laju Yuan pasca didevaluasi memberikan sentimen negatif pada laju mata uang Asia, termasuk rupiah. Tidak hanya itu, nilai tukar dolar AS pun kembali melonjak setelah mata uang Yen dan Swissfranc mengalami penurunan.
“Bahkan adanya ekspektasi akan penurunan cadangan devisa RI turut menambah sentimen negatif,” jelas dia.
Pada Selasa (8/9) laju rupiah diperkirakan Reza berada di bawah target support 14.187, yaitu Rp14.237-14.225 (kurs tengah BI). Pasca target support berhasil ditembus, laju rupiah dimungkinkan akan kembali melemah.
“Dengan demikian, terpaksa kami harus kembali menentukan kembali target support. Tetap cermati sentimen yang akan dirilis dimana dapat berimbas negatif pada laju Rupiah,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh: