Jakarta, Aktual.co — Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin, mengaku ingin melakukan rekonsiliasi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Pernyataan Djohar ini terkait dengan surat teguran kedua yang dilayangkan oleh Kemenpora, Rabu (15/4), kepada organisasi yang dipimpinnya.

“Tidak ada untungnya ribut dengan pemerintah, justru kerugian yang kami dapat. Karena itulah kesalahpahaman ini perlu diatasi segera,” kata Djohar di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (15/4).

Surat teguran kedua yang dilayangkan oleh Kementerian yang dipimpin oleh Imam Nahrawi itu, terkait dengan surat teguran pertama, yang dilayangkan pada 8 April lalu, yang tidak direspons oleh PSSI.

Surat teguran tersebut, mempermasalahkan dua klub QNB League, Arema Indonesia dan Persebaya Surabaya, yang tetap disertakan dalam kompetisi kasta tertinggi di Tanah Air, meski tak mendapat rekomendasi dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Ditegaskan Djohar, perseteruan antara PSSI dengan Kemenpora, akan merugikan sepakbola Indonesia untuk berkembang.

“PSSI tidak mungkin membangun sepakbola Indonesia tanpa dukungan dari pemerintah. Oleh karena itulah hubungan dengan pemerintah harus diperbaiki supaya kami bisa on ke depan,” tegas mantan staf khusus KONI Pusat ini.

Djohar membantah tuduhan dari Kemenpora bahwa, pihaknya tidak memiliki itikad baik.

“PSSI ingin berhubungan baik dengan FIFA, PSSI juga ingin berhubungan baik dengan pemerintah,” tegasnya.

Tuduhan itu disampaikan oleh Deputi V Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto. “Sejak surat itu (teguran pertama) diberikan, ngga ada itikad baik PSSI untuk mendatangi Kemenpora,” kata Getot melalui sambungan telepon.

Artikel ini ditulis oleh: