Jakarta, Aktual.com — Bulog Sumatera Utara sudah membeli 3.620 ton beras premium untuk mencegah anjloknya harga bahan pangan itu di tingkat petani dan menekan terjadinya gejolak harga di pasar.
“Pembelian beras premium Bulog memang terus meningkat karena selain kesadaran petani untuk menjual gabah atau berasnya ke Bulog terus meningkat, Bulog juga semakin aktif turun membeli,” kata Humas Bulog Sumut, Rudy Adlyn di Medan, Selasa (8/9).
Pembelian beras dilakukan di sejumlah sentra produksi seperti Deliserdang, Serdang Bedagai dan Langkat. Semenntara Bulog menjual beras itu ke gerai BulogMart yang sudah tersebar di banyak lokasi dimana ada kantor atau gudang Bulog.
Harga beli ke petani maupun penggilingan padi bervariasi, sementara harga jual mengikuti harga pasar dengan kecenderungan selalu di bawah harga pasar.
“Hasil pantauan, strategi Bulog membeli dan menjual beras petani baik premium dan PSO (public service obligation) berhasil mengendalikan harga di tingkat petani dan pasar,” katanya.
Rudy menegaskan, Bulog siap membeli beras premium dan PSO.
Meskipun hingga dewasa ini, pembelian lebih banyak berupa beras premium karena harga belinya memang mengikuti harga pasar. Adapun beras PSO harga pembeliannya ditetapkan berdasarkan ketentuan pemerintah. Sesuai Instruksi Presiden 17 Maret 2015 harga sudah naik.
Harga Gabah Kering Panen (GKP) di petani dengan kotoran air maksimal 25 persen menjadi Rp3.700 per kg dari sebelumnya yang sebesar Rp3.300 per kg.
Sedangkan harga Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dengan kotoran/butir hampa maksimal 10 persen menjadi Rp3.750 per kg dari Rp3.350 per kg. Sementara harga beras di gudang Bulog antara lain dengan butir patah maksimal 20 persen menjadi Rp7.300 per kg dari Rp6.600 per kg sebelumnya.
“Tahun ini, target pembelian beras PSO Sumut ada 1.000 ton,” katanya.
Kepala Subbagian Program Dinas Pertanian Sumut, Marino pada tahun ini Sumut menargetkan produksi padi 4,629 juta ton. Sementara hingga semester I 2015 realisasi sudah 2,247 juta ton.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka