Jakarta, Aktual.com — Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam forum tingkat tinggi Sidang Majelis Umum mengenai Budaya Perdamaian pada Rabu (9/9) menyerukan ditingkatkannya penanaman modal pada 1,8 miliar pemuda di dunia sebagai pembangun perdamaian.

“Kebanyakan dari 1,8 miliar pemuda di dunia sangat merindukan perdamaian, keamanan dan pembangunan. Itu lah sebabnya mengapa saya menyerukan diberikannya kursi kepada generasi di meja perundingan,” kata Ban.

“Sudah tiba waktunya untuk menanam modal pada generasi muda sebagai pembangun perdamaian. Mereka bisa memberi sumbangan besar bagi kestabilan yang langgeng,” katanya.

Sekretaris Jenderal PBB itu juga menyoroti Suriah sebagai “krisis kemanusiaan terburuk di dunia saat ini”.

“Saya mengutuk semua pihak terutama Pemerintah (Suriah) sehubungan dengan laporan mengenai pelanggaran besar hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional, yang mungkin berubah menjadi kejahatan perang dan kejahatan terhadap umat manusia,” katanya.

“Kita memerlukan i’tikad politik dan kami memerlukan dana. Semua pihak yang berpengaruh harus bangkit di atas kepentingan sempit mereka dan berusaha bagi kebaikan yang lebih besar bagi wilayah dan dunia kita,” kata Ban, sebagaimana dikutip Xinhua –yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.

Pertemuan pada Rabu dirancang untuk menyoroti pentingnya penerapan Deklarasi dan Program Aksi mengenai Budaya Perdamaian, yang disahkan Sidang Majelis Umum pada September 1999 dan kebutuhan untuk lebih memperkuat gerakan global untuk meningkatkan budaya perdamaian.

“Untuk lebih dari sekedar kata-kata yang menyejukkan, budaya perdamaian menuntut tindakan yang berani. Peta jalan kami ialah Deklarasi Program Aksi mengenai Budaya Perdamaian,” kata Sekretaris jenderal PBB tersebut.

“Selama lebih dari 10 tahun, kami telah berjuang untuk melaksanakan tindakan ini dengan meningkatkan pendidikan, mempertahankan hak asasi manusia dan memajukan solidaritas,” katanya.

Ban mengutip mendiang Mahatma Gandhi, salah seorang pemimpin besar Gerakan Kemerdekaan Iran, dan mengatakan, “Takkan ada perdamaian yang langgeng di Bumi, kecuali kita belajar untuk bukan semata-mata bertoleransi tapi bahkan juga menghormati kepercayaan lain seperti kita menghormati kepercayaan kita.” “Mahatma Gandhi membuktikan bahwa budaya perdamaian dapat mengubah jalur sejarah. Mari lah kita lanjutkan warisan ini sampai kita mengakhiri penderitaan yang mengerikan di dunia kita dan menegakkan perdamaian yang langgeng,” tambah Ban.

Editor: Arbie Marwan

Artikel ini ditulis oleh: