Jakarta, Aktual.com — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jabodetabek dan Banten melakukan aksi di sekitar Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis dengan tiga tuntutan yaitu kendalikan harga pangan, berantas mafia pangan, dan lindungi pekerja lokal dari ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK).
Setelah melakukan orasi di Jalan Medan Merdeka Barat, para mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta seperti Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Jakarta, dan Bina Sarana Informatika melanjutkan aksi ke depan Istana Merdeka.
Mereka menuntut pemerintah untuk mengendalikan harga pangan yang sekarang tinggi, karena mereka menilai pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 tidak menunjukkan hasil yang baik, apalagi nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin melemah sehingga menyebabkan pertumbuhan ekonomi semakin lambat.
“Kami menuntut solusi dari pemerintah, seharusnya pemerintah lebih antisipatif karena pelemahan ekonomi sudah lama terjadi sejak tahun 2011,” kata Wakil Ketua BEM Fasilkom Universitas Indonesia, Denny, Jakarta, Kamis (10/9).
Di samping melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar, mahasiswa menilai ulah para pengusaha yang menimbun bahan-bahan pokok menyebabkan pasokan bahan pangan di pasaran menjadi sedikit dan mahal. Hal ini semakin memperkeruh kondisi perekonomian Indonesia sehingga tidak bisa dibiarkan.
Naiknya harga pangan menyebabkan sejumlah perusahaan memangkas biaya produksi dengan melakukan PHK terhadap sejumlah karyawannya. Mahasiswa menuntut pemerintah untuk melindungi pekerja lokal dan mengurangi masuknya tenaga kerja asing. Mereka berpendapat, sebaiknya pekerja lokal diberi pelatihan khusus untuk memenuhi kebutuhan sektor industri, bukan malah mendatangkan tenaga kerja asing.
“Para pekerja di Indonesia seharusnya diberikan keterampilan khusus, apalagi kita akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), bukan malah dipecat dan mendatangkan pekerja dari luar negeri,” kata Denny.
Para mahasiswa berharap pemerintah segera bergerak membenahi perekonomian Indonesia dengan kebijakan-kebijakan yang tidak merugikan rakyat.
Artikel ini ditulis oleh: