Jakarta, Aktual.co — Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah tipis sebesar 4,56 poin atau 0,08 persen menjadi 5.414,54. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,38 poin (0,04 persen) ke level 940,61.
Analis mengatakan bahwa data neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan surplus untuk periode Maret 2015 menjadi salah satu penopang indeks BEI sehingga hanya mengalami tekanan tipis.
“Sebagian pelaku pasar mulai mengakumulasi saham-saham berkapitalisasi besar sehingga tekanan indeks BEI terbatas,” kata analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, Rabu (15/4).
Badan Pusat Statistik mengumumkan data neraca perdagangan Indonesia periode Maret 2015 surplus sebesar 1,13 miliar dolar AS, yang dipicu oleh surplus nonmigas sebesar 1,41 miliar dolar AS.
Menurut dia, bagi investor dengan orientasi jangka panjang merupakan saat yang tepat untuk melakukan akumulasi beli karena IHSG BEI dengan rentang waktu jangka panjang masih berada di dalam jalur tren penguatan.
Sementara itu,analis HD Capital Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa aksi beli saham secara selektif oleh sebagian pelaku pasar menahan tekanan indeks BEI lebih dalam.
“Dengan mulai adanya aksi beli itu maka akan membangun momentum kekuatan IHSG ke depannya sehingga berpotensi menuju level batas atas di kisaran 5.475-5.524 poin cukup terbuka, pelaku pasar masih direkomendasikan untuk mengambil posisi akumulasi saham,” kata Yuganur.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 215.508 kali dengan volume mencapai 4,15 miliar lembar saham senilai Rp4,18 triliun. Efek yang mengalami kenaikan 132 saham, yang melemah 178 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 103 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 57,33 poin (0,21 persen) ke 27.618,82, indeks Bursa Nikkei turun 38,92 poin (0,20 persen) ke 19.869,76, dan Straits Times menguat 14,06 poin (0,41 persen) ke posisi 3.534,31.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















