Foto udara kawasan Pelabuhan Tanjung Priok menggunakan Helikopter Super Puma NAS-332 milik Skuadron 45 TNI AU di Jakarta, Kamis (18/6). Kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok diproyeksi akan meningkat lima juta TEus dari enam juta TEus per tahun, dengan beroperasinya Pelabuhan Kalibaru atau New Priok yang dijadwalkan selesai pada bulan Juli 2015. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/Rei/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan langkahnya membongkar beton yang menutupi jalur rel kereta barang menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dilakukan demi kepentingan nasional.

Ia mengemukakan hal tersebut saat ditanya apakah pembongkaran tersebut dilakukan atas koordinasi PT Pelindo II (Persero) yang merupakan operator pelabuhan tersebut.

“Saya enggak tahu, enggak penting amat, ini perintah dari Menko agar segera dibangun jalur kereta,” katanya saat pembongkaran di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis.

Menurut Rizal, pembongkaran beton yang menutupi jalur rel kereta menuju Pelabuhan Tanjung Priok selama ini ditolak Pelindo II karena membuat pendapat perseroan berkurang.

Padahal, menurut dia, jalur kereta barang ke Pelabuhan Tanjung Priok merupakan solusi kemacetan yang terjadi di pelabuhan tersebut.

“Pelindo yang selama ini menolak harus tahu diri ini kepentingan nasional, jauh lebih penting dari sekedar keuntungan yang diperoleh Pelindo,” katanya.

Dalam pembongkaran itu, turut hadir Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edy Sukmoro, Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi dan Ketua Tim Task Force Percepatan Dwelling Time yang juga Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Agung Kuswandono, dan Ketua Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) Nova Sofyan Hakim.

Rizal menuturkan, pembukaan kembali jalur kereta api barang yang berhenti beroperasi pada 1998 itu diharapkan bisa membuat efisiensi sistem logistik di pelabuhan.

“Kalau jalur kereta api dibuka kembali maka akan terjadi efisiensi, mengurangi ‘dwelling time’, mengurangi kecelakaan dan memperbaiki jalanan,” katanya.

Adanya jalur kereta barang yang masuk ke pelabuhan, menurut Rizal, akan memangkas sepertiga kemacetan di pelabuhan.

Hal itu pulalah yang juga dinilai bisa mengurangi waktu bongkar muat barang (dwelling time) di pelabuhan yang saat ini berkisar 7-8 hari menjadi 2,5 hari sesuai target pemerintah.

Direktur Utama KAI Edy Sukmoro menuturkan saat ini kereta barang hanya berhenti di Stasiun Pasoso dan tidak tersambung hingga ke Terminal Peti Kemas Koja di Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurut dia, untuk membangun jalur kereta barang hingga masuk pelabuhan tidaklah sulit. Pasalnya, pihaknya hanya perlu membuat sambungan jalur dari Stasiun Pasoso sepanjang 1,2 kilometer.

“Itu tidak jauh dan kita akan bekerja keras untuk selesaikan hal itu,” katanya.

Edy menambahkan, meski pembangunan ditargetkan bisa rampung dalam dua bulan, pihaknya masih harus menghadapi masalah pembebasan tanah untuk tujuh bidang.

“Tujuh bidang ini masih punya warga. Saya harap akhir September ini selesai karena sudah kita panggil orangnya, harga sudah ada dan sudah kelihatan sepakat. Kalau tidak ada halangan akhir September selesai dan Oktober kita mulai kerja,” katanya.

Dengan demikian, lanjut Edy, sekitar awal tahun depan kereta barang ke pelabuhan itu sudah bisa beroperasi.

“Kita harap Februari-Maret 2016 operasi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka