Makasar, Aktual.com  — Sikap politik Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendukung pemerintahan Jokowi dengan asumsi ingin memperkuat pemerintahan di tengah terpuruknya kondisi bangsa, dianggap sebagai alasan yang politis.

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, DR Fiirdaus Muhammad mengemukakan bahwa apa yang dilakukan oleh PAN merupakan drama politik yang tidak diperkirakan.

“Semestinya Golkar yang bermanuver gabung ke Pemerintah, tetapi ini justru dilakukan oleh PAN,” kata Firdaus, dalam dialog publik dengan tema Posisi PAN dan Strategi Parpol Lain dalam pemerintahan, di kota Makassar, Jumat (11/9).

Menurut Firdaus, Rasionalisasi PAN yang menyatakan sikapnya untuk bergabung di pemerintahan karena ingin memperkuat pemerintahan sebagai apologi.

“Itu kan bisa disuarakan PAN di luar pemerintahan, tidak mesti harus gabung ke pemerintahan. Publik tentu menilai ini PAN tidak cukup alasan untuk bersikap seperti itu,” tuturnya.

Selain itu, sikap politik PAN titik urgensinya belum terlalu tepat secara momentum. Menjadi pertanyaan banyak konstituen, apakah memang benar karena ingin penyatuan integrasi di Indonesia atas nama nasib rakyat atau karena kepentingan pragmatis partai semata.

Semestinya, lanjut Firdaus, PAN mengambil posisi sebagai Oposisi, selalu bersuara tetapi tetap rasional. Selain itu, PAN bisa menguatkan pemerintah tanpa gabung di pemerintahan.

“Yang kita harapkan ada sikap oposisi. Misalnya mengkritisi pemerintahan yang masih cenderung pencitraan di saat rupiah melemah. Publik justru khawatir, upaya PAN yang nantinya bisa mewarnai pemerintahan justru akan diwarnai,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: