Makassar, Aktual.com — Pengamat politik Universitas Hasanuddin Makassar Dr Jayadi Nas menyatakan jika ancaman Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham justru akan merugikan pasangan calon Bupati dan Wakilnya di Gowa Adnan Purichta Ichsan YL-Abd Rauf Kr Kio.

“Biasanya keputusan yang dikeluarkan oleh pusat umumnya akan diterima oleh kader di tingkat bawah. Tapi yang terjadi, jika banyak yang melakukan perlawanan, itu artinya ada yang salah dengan keputusannya,” ujar Jayadi di Makassar, Sabtu (12/9).

Dia mengatakan, ancaman pemecatan yang dilontarkan Sekretaris Jenderal Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie itu kini mendapat kecaman dari sejumlah kader Golkar.

Jayadi Nas menilai, ancaman elite Golkar kubu Aburizal Bakrie (ARB) membuktikan jika di Golkar saat ini sudah didominasi kepentingan kelompok ketimbang partai.

“Orang politik mungkin tahu apa maksud turunnya Idrus Marham dan Nurdin Halid yang menggelar konsolidasi pemenangan AdnanKio. Bisa saja agar posisi Kadir Halid sebagai calon PAW Adnan di DPRD Sulsel akan aman. Kan siapa Idrus dan Nurdin, terus seperti apa hubungan mereka dengan Kadir,” jelasnya.

Makanya, lanjut Jayadi, kalau pun ancaman tersebut langsung menimbulkan riak-riak dan perlawanan atau penolakan dari kader Golkar, hal itu sebuah kewajaran. Terlebih, di Pilkada Kabupaten Gowa kader pohon beringin sudah terbelah tiga dan sulit disatukan lagi.

“Ancaman ini jelas merugikan Golkar, terlebih pasangan AdnanKio di Pilkada Gowa. Seharusnya, elite Golkar yang mendukung pasangan AdnanKio tidak main kayu dengan mengancam kader dengan pemecatan. Saya anggap dua elite Golkar ini sudah mempertontonkan pendidikan politik yang kurang bagus,” katanya.

Lebih jauh, Jayadi menduga terjadi kepanikan di kubu AdnanKio lantaran kader Golkar di Gowa masih banyak yang loyal kepada Tenri Olle Yasin Limpo selaku Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Gowa.

“Seharusnya Golkar kembali ke hasil islah terbatas dan mendukung penuh pasangan Sjahrir Sjafruddin Daeng Jarung-Anwar Usman yang mendapat rekomendasi bersama (Aburizal Bakrie-Agung Laksono). Bukan merusak islah karena kepentingan kelompok,” sebutnya.

Terpisah, Koordinator Golkar Kabupaten Gowa, Hoist Bahtiar menyatakan, ancaman pemecatan dari dua elite DPP terhadap kader yang tidak mendukung pasangan AdnanKio bisa merusak wibawa partai.

“Kalau semua dipecat, maka kader akan meninggalkan partai ini. Apakah DPP menginginkan seperti itu,” katanya ketika ditemui di DPRD Sulsel, Kamis lalu.

Menuurt Hoist, sejak awal pengusungan calon Golkar di Pilkada Gowa memang sudah bermasalah. Pasalnya ada tiga kader yang bertarung, yakni pasangan Tenri Olle Yasin Limpo-Khairil Muin, Adnan Puritcha Ichsan Yasin Limpo-Abdul Rauf Karaeng Kio, dan Sjahrir Sjafruddin Daeng Jarrung-Anwar Usman.

Kemudian, Golkar Aburizal Bakrie dan Agung Laksono melakukan islah dan mengusung calon kepala daerah jagoan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Ancol yakni Sjahrir-Anwar.

“Harusnya usungan islah dulu ditarik, kalau memang mau mendukung Adnan,” ujarnya.

Meski dirinya merupakan Koordinator Golkar Gowa kubu Aburizal Bakrie, namun Hoist mengaku tidak sependapat dengan pernyataan Idrus yang ingin memberikan sanksi tegas kepada kader.

“Kisruh di DPP, jangan libatkan kami di daerah,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh: