Dari survei yang dilakukan Koalisi Perkotaan Jakarta (Jakarta Urban Coalition), menyebutkan sebanyak 42,36 persen responden menyatakan tidak yakin kehidupan nelayan bertambah sejahtera dengan adanya reklamasi itu.

Jakarta, Aktual.com — Nelayan Pantai Samas, Desa Srigading, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama beberapa pekan terakhir tidak melaut akibat gelombang tinggi yang melanda perairan selatan tersebut.

“Sudah hampir sebulan ini ombak pantai terus besar, anginnya juga kenceng, ditambah ikannya juga sepi, sehingga semua nelayan memilih tidak melaut,” kata anggota kelompok nelayan Mino Samudro Pantai Samas, Ipeh di Bantul, Minggu (13/9).

Menurut dia, sebagian besar nelayan pantai tersebut tidak mau mengambil risiko jika memaksakan melaut, karena dengan cuaca yang sedang tidak bersahabat ini bisa mengancam jiwa dan keselamatan nelayan.

Ia mengatakan, karena para nelayan tidak melaut, mengakibatkan suasana di pantai dan di tempat pelelangan ikan (TPI) Pantai Samas terpantau sepi karena tidak terlihat aktivitas sedikitpun dari para nelayan setempat.

Menurut dia, memang sepekan lalu ada dua sampai tiga perahu yang nekat untuk turun melaut, namun hasilnya justru mengecewakan, karena dari beberapa perahu yang turun melaut tidak satupun perahu yang mendapat untung dari hasil tangkapannya.

“Beberapa hari lalu, ada perahu yang turun (melaut), akan tetapi hanya dapat sedikit, cuma menjual Rp70 ribu, kalau dibanding dengan biaya operasional sekali melaut Rp150 ribu, nelayan rugi,” kata dia.

Karena kondisi musim paceklik ikan ini, membuat sejumlah nelayan pantai memilih beralih pekerjaan yakni menggarap sawah, sedangkan bagi nelayan yang tidak mempunyai lahan pertanian terpaksa mencari ikan di sungai dan laguna.

Sementara itu, salah satu pengurus kelompok nelayan Mino Samudro, Mugari mengatakan, sudah sekitar satu bulan ini tidak melaut, sehingga dirinya memilih menggarap sawah yang sedang ditanami cabai dan bawang merah serta sayuran.

“Kalau perkiraannya kondisi cuaca akan kembali membaik pada Oktober nanti, karena kalau sudah masuk mongso ikan (musim ikan) mungkin kondisi ombak sudah mulai normal lagi,” kata Mugari.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby