Jakarta, Aktual.com — Bank Inonesia (BI) menyatakan semester kedua 2015 merupakan waktu yang tepat membangun industri hilir dari produk komoditas pertanian di Provinsi Bengkulu.
Kepala BI Perwakilan Provinsi Bengkulu, Bambang Himawan, di Bengkulu, Senin (14/9), mengemukakan, waktunya tepat mengingat kini harga komoditas pertanian khususnya karet dan sawit sedang mengalami penurunan.
“Artinya, biaya yang harus dikeluarkan oleh investor lebih rendah dari kondisi normal,” kata dia.
Sehingga, dalam memulai investasi baru, para investor tidak harus mengeluarkan biaya operasional yang terlalu tinggi.
“Investasi awal membutuhkan infrastruktur, jadi selisih penurunan harga komoditi, bisa dialihkan ke infrastruktur,” katanya.
Bambang mengakui, pembangunan tersebut memang tidak mudah, mengingat jalur distribusi dari dan ke luar Provinsi Bengkulu belum strategis untuk jenis investasi industri.
“Tetapi bisa menjadi menarik bagi investor jika pemerintah daerah memberikan stimulus,” ungkapnya.
Yang paling vital yakni penyediaan pasar di dalam daerah dari hasil industri tersebut, sebelum membangun infrastruktur strategis untuk distribusi hasil produksi ke provinsi lain maupun ke negara tujuan ekspor.
“Contohnya, sekarang sudah ada teknologi bangunan tahan gempa dengan bantalan berbahan dasar karet. Jika Pemerintah Provinsi Bengkulu menerapkan kebijakan menggunakan teknologi tersebut di setiap pembangunan, maka investor menjadi tertarik berinvestasi di sektor industri hilir dari komoditas karet,” ujarnya
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan