1 dari 4
Direktur Pengolahan PT. Pertamina Persero Rachmad Hardadi (kedua kiri) meninjau pembangunan fasilitas pengolahan dari 'rooftop' Residuel Fluid Catalytic Craker (RFCC) di area kompleks Pertamina RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Senin (14/9). Fasilitas pengolahan RFCC tersebut sedang dalam tahap persiapan dan pengecekan fasilitas untuk beroperasi pada awal Oktober. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas mengolah 62 ribu barel crude oil per hari. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/kye/15.
Direktur Pengolahan PT Pertamina Persero Rachmad Hardadi (tengah) berbincang dengan sejumlah pekerja saat meninjau pembangunan fasilitas pengolahan Residuel Fluid Catalytic Craker (RFCC) di area kompleks Pertamina RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Senin (14/9). Fasilitas pengolahan RFCC tersebut sedang dalam tahap persiapan dan pengecekan fasilitas untuk beroperasi pada awal Oktober. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas mengolah 62 ribu barel crude oil per hari. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/kye/15.
Sejumlah pekerja melakukan pengecekan fasilitas pengolahan Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) di area kompleks Kilang RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Senin (14/9). Pertamina menyiapakan dua fase dalam program Refinery Development Master Plan (RDMP), yaitu pembangunan dan optimalisasi kilang hingga tahun 2023. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/kye/15.
Seorang pekerja melakukan pengecekan fasilitas pengolahan di 'rooftop' Residual Fluid Catalytic Cracker (RFCC) di area kompleks Kilang RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Senin (14/9). Pertamina menyiapakan dua fase dalam program Refinery Development Master Plan (RDMP), yaitu pembangunan dan optimalisasi kilang hingga tahun 2023. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria/kye/15.
Artikel ini ditulis oleh:

















