Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa kinerja impor Indonesia pada Agustus 2015 tercatat sebesar USD12,27 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 21,69 persen jika dibandingkan Juli 2015 lalu yang sebesar USD10,08 miliar. Padahal pada bulan yang sama, rupiah mengalami pelemahan 4,69 persen.
“Kenaikan impor 21,69 persen pada Agustus 2015, namun jika dibandingkan dengan tahun lalu mengalami penurunan sebesar 17,06 persen dimana pada saat itu impor sebesar USD14,79 miliar,” ujar Kepala BPS, Suryamin, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (15/9).
Suryamin mengatakan, khusus untuk impor nonmigas pada Agustus 2015 tercatat mencapai 10,16 miliar dolar AS, atau mengalami kenaikan sebesar 30,48 persen jika dibandingkan dengan juli lalu yang sebesar 7,78 miliar dolar AS. Sementara jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014 lalu, mengalami penurunan sebesar 10,82 persen.
Suryamin menjelaskan, peningkatan impor terbesar terjadi pada mesin dan peralatan mekanik sebesar 410 juta dolar AS atau 26,46 persen, sementara penurunan terbesar adalah untuk golongan perhiasan atau permata sebesar 63,10 persen atau menjadi 130 juta dolar AS.
“Untuk impor migas mencapai 2,11 miliar dolar AS, atau mengalami penurunan sebesar 8,12 persen jika dibandingkan Juli lalu, dan sebesar 37,99 persen jika dibandingkan Agustus 2014,” ujar Suryamin.
Secara kumulatif, impor Januari-Agustus 2015 mencapai 96,30 miliar dolar AS, atau mengalami penurunan sebesar 18,96 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 lalu, dimana tercatat impor sebesar 118,82 miliar dolar AS.
Nilai kumulatif impor tersebut terdiri dari impor migas sebesar 17,50 miliar dolar AS yang turun sebesar 40,41 persen, sementara untuk nonmigas tercatat sebesar 78,80 miliar dolar AS atau mengalami penurunan sebesar 11,92 persen.
Nilai impor golongan barang konsumsi juga mengalami penurunan sebesar 13,17 persen, sementara bahan baku penolong sebesar 20,09 persen dan barang modal sebesar 16,13 persen untuk periode Januari-Agustus 2015.
Tiga negara terbesar pemasok impor nonmigas Indonesia adalah Tiongkok dengan nilai 19,02 miliar dolar AS atau mencapai 24,13 persen, diikuti Jepang sebesar 9,15 miliar dolar AS atau 11,62 persen dan Singapura sebesar 5,81 miliar dolar AS atau sebesar 7,37 persen.
Sementara untuk impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar sebesar 21,93 persen, dan Uni Eropa 9,54 persen.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka