Jakarta, Aktual.co — Pengamat Ekonomi Politik Ichsannudin Noorsy menilai ada modus ekonomi-politik dalam peredaran uang palsu yang mencapai triliunan rupiah.

“Ada modus ekonomi-politik dan itu mengganggu stabilitas dan inflasi, kalau inflasi terganggu kegoncangan politik akan muncul. Persoalannya pemerintah tak mau merealisasi pengamanan, itu baru kebijakan infrastrukur bagaimana di suprastukturnya,” ujar Noorsy di Jakarta, Rabu (15/4).

Menurutnya, problem besar dalam peredaran uang palsu adalah karena kertas dan fiturnya (pengamanan, dan lainnya) di import, lalu di cetak di peruri.

“Maka dengan teknologi seperti sekarang itu, mudah dipalsukan. Itu yang perlu di gagas tentang pentingnya Indonesia punya bahan baku yang tidak bisa di produksi pihak lain. Walaupun ke depan Indonesia akan mengurangi transaksi tunai, sejalan dengan tingkat kemajuan maka transaksi tunai berkurang apalagi transaksi-transaksi non tunai akan meningkat,” jelasnya

Noorsy menyebut seharusnya Indonesia punya bahan baku sendiri untuk meminimalisir pemalsuan uang.

“Caranya mulai dari bahan baku kertasnya. Sudah lama saya gagas bahwa pisang abaka penting, serat bakau itu bisa jadi kertas uang, tapi nggak pernah dilakukan, metodenya untuk meminimilasir uang palsu. Ketika orang sudah melakukan pemalsuan orang akan lakukan terus, tapi kalau punya bahan baku yang tidak mudah dipalsukan,” katanya

“Dari mulai tinta, kertas, dan mesin, itu bisa. Bikin hologram pun bisa, ini kan karena kekacauan pemerintah yang nggak ngerti bahwa anak negerinya bisa sedemikian maju,” tambahnya

Sekali lagi, Noorsy menekankan bahwa ada agenda ekonomi politik dalam pemalsuan uang tersebut. Apalagi dalam jumlah banyak dengan skala mata uang internasional.

Oleh karenanya, Indonesia harus memiliki bahan baku pembuatan mata uang sendiri.

“Pasti ada agenda ekonomi dan politik, nanti kan berubah otoritas penanda tanganan cetak uang bukan lah BI lagi, tapi pemerintah Republik Indonesia, itulah penting punya sumber daya dan bahan baku sendiri atas pencetakan uang supaya tidak mudah dipalsukan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka