Jakarta, Aktual.com — Laju Rupiah tampaknya masih nyaman berada di zona merah seiring belum adanya sentimen positif yang dapat meyakinkan pelaku pasar akan perbaikan mata uang Rupiah. Kian dekatnya rilis RDG-BI dan FOMC meeting membuat volatilitas USD kian meningkat dan bergerak naik.
“Kami melihat masih adanya potensi akan berlanjutnya pelemahan nilai tukar Rupiah. Sentimen yang akan dirilis perlu dicermati dimana dapat berimbas negatif pada laju Rupiah,” ujar Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) Reza Priyambada dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (16/9).
Menurutnya, imbas dari sentimen global tentu ke nilai tukar Rupiah yang kian bergerak melemah. Apalagi dari dalam negeri telah dirilis data neraca perdagangan namun, tampakya tidak terlalu mendapat respon positif pelaku pasar. Tak ketinggalan, berita terkait pertumbuhan kredit di China, Brasil, dan Turki yang mengkhawatirkan dan laporan dari Bank for International Settlement bahwa perbankan negara berkembang lebih rentan terhadap krisis memberikan tekanan pada sejumlah laju mata uang Asia, termasuk Rupiah.
“Laju Rupiah diperkirakan di bawah target resisten 14.380. Sedangkan kurs tengah BI di kisaran Rp 14.385-14.365,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka