Jakarta, Aktual.com — Indonesia dan Tiongkok terus mendorong transaksi langsung antara mata uang kedua negara yakni Rupiah dan Yuan, guna makin meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara.
“Aktivitas perdagangan dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok, akan cukup besar serta luas, jadi lebih baik kita langsung bertransaksi langsung Rupiah dan Yuan (Renmimbi/RMB),” kata Menteri BUMN Rini Sumarmo kepada Antara di Beijing, Rabu (17/9) malam.
Ditemui usai menyaksikan penandatanganan kesepakatan pinjaman tiga bank BUMN, yakni Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BRI dengan Bank Pembangunan Tiongkok (CDB), ia mengatakan transaksi langsung menggunakan Rupiah dan Yuan, bertujuan pula melindungi Rupiah dan Yuan, dari tekanan Dolar AS apapun bentuknya, akibat tingginya permintaan Dolar AS, jika kedua negara masih menggunakan mata uang Dolar AS dalam bertransaksi.
Tiga bank milik negara yakni Bank Mandiri, BNI dan BRI menandatangani kesepakatan pinjaman senilai total tiga miliar dolar AS dengan Bank Pembangunan Tiongkok (China Development Bank/CDB), guna membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.
Penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam dan Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni dengan Presiden Eksekutif CDB Zeng Zhijie, disaksikan Menteri BUMN Rini Sumarno dan Kepala Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi (National Development and Reform Committe/NDRC) Xu Shaoshi.
Pinjaman sebesar tiga miliar dolar AS tersebut, merupakan tahap pertama dari keseluruhan komitmen pinjaman yang akan diberikan CDB sebesar USD20 miliar yang sudah disepakati antara Kementerian BUMN dan CDB dan NDRC. “Ada pula pinjaman sebesar USD10 miliar untuk PLN,” ungkap Rini.
Dari total pinjaman tiga miliar dolar AS tersebut, masing-masing bank yaitu Bank Mandiri, BRI dan BNI, menerima pinjaman sebesar satu miliar dolar AS dengan jangka waktu 10 tahun.
“Selain itu 30 persen dari dana pinjaman tersebut akan diterima dalam mata uang Renminbi (RMB). Ini merupakan tahap awal, untuk kedua negara mulai melakukan transaksi langsung menggunakan Rupiah dan RMB,” katanya.
Terkait transaksi langsung dalam Rupiah dan RMB, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya telah mengajukan izin penggunaan RMB dalam melakukan transaksi serta kegiatan perbankan lainnya bagi Bank Mandiri di Shanghai.
“Semoga akhir tahun ini, kami sudah boleh menggunakan RMB, tidak lagi harus menggunakan dolar AS, sehingga keuntungan yang didapat juga lebih tinggi, terutama untuk melakukan layanan perbankan di Tiongkok,” katanya.
Sementara Direktur Bank BNI46 Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya untuk transaksi menggunakan RMB, sudah dilakukan BNI46, dalam beberapa bentuk fasilitas yang diberikan kepada debitur,”.
“Ke depan, kita akan tawarkan lagi kepada para debitur yang memang membutuhkan RMB,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka