Jakarta, Aktual.com — Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, ditemukannya tiga warga sipil yang berprofesi sebagai petani di Sulawesi Tengah diduga kuat menjadi korban pembunuhan kelompok teroris pimpinan Santoso.
Bahkan, jaringan Santoso cs yang merupakan gembong teroris itu juga melakukan aksi teror terhadap warga setempat sejak Minggu (13/9) hingga Selasa (15/9). “Dari hasil penyelidikan kami memang itu dilakukan oleh kelompok Santoso,” kata Badrodin, Kamis (17/9).
Kapolri menegaskan, aksi itu diduga balas dendam kelompok Santoso pascabaku tembak yang terjadi di Poso pada 16, 17, 18 dan 19 Agustus 2015 lalu. Ketika baku tembak berlangsung, satu anggota kelompok Santoso tewas. Sedangkan satu anggota Polri gugur ketika mengevakuasi mayat anggota kelompok Santoso.
Menurut Badrodin, kelompok Santoso memang sudah mulai mengancam akan turun untuk membalas. “Darah dibalas dengan darah. Mereka juga telah membunuh warga,” ujarnya.
Dia mengatakan, kelompok ini akan menyasar siapa saja yang mereka temui ketika keluar dari persembunyiannya di hutan. “Ya, itu aksi balas dendam. Karena itu mereka juga mereka membuat teror kepada masyarakat setempat,” kata Badrodin.
Seperti diketahui, peristiwa pertama terjadi di Dusun Baturiti, Desa Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong, Minggu (13/9). Korbannya I Nyoman Astika 70 tahun tewas menngenaskan dengan leher korban dipenggal. Peristiwa kedua terjadi, Senin (14/9) pukul 10.00 WITA di Desa Torue, Parigi Moutong Hengky 50 tahun warga setempat tewas dibunuh.
Pada Selasa (15/9) sore ditemukan satu mayat lagi dengan kondisi badan utuh oleh Tim gabungan Polres Parigi Moutong dan Brimob Polda Sulteng, di kilometer 10 dari Desa Salubunga, Kecamatan Sausu. Tubuh korban penuh luka tusuk.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu