Jakarta, Aktual.com — Pasca penyelenggaraan Munas ke-4 dan pembentukan pengurus DPP PKS kepemimpinan Sohibul Iman mengundang perhatian publik, terutama bagi para kader partai tersebut.
Pasalnya, dalam jajaran kepengurusan baru tidak terlihat kader yang merupakan gerbong dari presiden sebelumnya, yakni Anis Matta.
Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta Ubedillah Badrun mengatakan bila dilihat secara kasat mata, loyalis Anis Matta nampaknya disingkirkan. Secara politik PKS juga akan mengubah sikap politiknya.
“Secara politik ada perbedaan pandangan politik dalam tubuh PKS,” kata Ubedillah, di Jakarta, Kamis (17/8).
Pola permainannya hampir mirip dengan yang terjadi dalam tubuh Partai Amanat Nasional (PAN), tapi PKS lebih cantik mengelolanya, daripada PAN yang terlihat sangat vulgar.
“Bukan tidak mungkin ada intervensi pihak lain untuk mengubah sikap PKS dengan tak menempatkan lagi Anis Matta dan loyalisnya dalam kepengurusan yang strategis,” ucapnya.
Diketahui, dibawah kepemimpinan Sohibul Iman, PKS melakukan perombakan besar-besaran. PKS meninggalkan slogan ‘cinta, kerja dan harmoni’ yang digembar-gemborkan Anis Matta dengan slogan awal PKS ‘bersih, peduli, dan profesional’.
Slogan awal PKS ini diganti Anis Matta saat PKS diterpa badai kasus korupsi impor daging sapi yang melilit presiden PKS kala itu, Luthfi Hasan Ishaaq. Para loyalis meyakini kepemimpinan Anis Matta sukses dan sampai kini mereka menyebut Anis Matta sebagai pilot di tengah badai.
Setelah Anis Matta digantikan oleh Sohibul Iman, banyak isu santer terkait bersih-bersih loyalis Anis Matta, juga soal kubu Keadilan yang kembali jaya.
Namun Sohibul menepis adanya faksi Keadilan dan faksi Kesejahteraan di internal partainya. Soal ditempatkannya Fahri di MPP setelah sebelumnya menjadi Wasekjen PKS, Sohibul menyatakan itu hal yang biasa.(ijal)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang