Warga mengambil air di galian lubang yang mereka buat pada aliran Sungai Cipamingkis yang mengering akibat musim kemarau panjang di kawasan Cibarusah, Cikarang, Jawa Barat, Sabtu (29/8). Akibat kemarau panjang, warga sekitar harus rela mengambil air di Sungai Cipamingkis setiap pagi dan sore hari. Kekeringan yang melanda Jonggol sejak lebih dari satu bulan yang lalu ini mulai membuat kesal warga Jonggol, karena bantuan air bersih yang dijanjikan pemda setempat tidak rutin. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com — Untuk mendapatkan air bersih, warga Desa Binthalahe, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo rela berjalan kaki sejauh dua kilometer, Kamis (17/9).

Hal tersebut dikarenakan sumur desa yang dihuni oleh 38 kepala keluarga sebagai sumber air sehari-hari mengalami kekeringan akibat kemarau panjang yang terjadi.

Eli Hadju (66), salah seorang warga desa Binthalahe yang ditemui saat membawa gerobak untuk mengambil air mengatakan, kekeringan didaerah mereka sudah terjadi sejak awal tahun ini.

“Sudah lama kami harus mengambil air dari sumur desa tetangga dengan menggunakan gerobak ataupun berjalan kaki dengan membawa ember dan jerigen,” ungkapnya.

Hal yang sama dikatakan Rusni Hamzah (37), ia dan keluarganya dalam sehari harus bolak balik ke desa tetangga untuk mendapatkan air bersih.

“Saya dan anak-anak saya dalam sehari bergantian untuk mengambil air dengan mendorong gerobak yang berisi tujuh hingga delapan jerigen untuk mencukupi kebutuhan air bersih dirumah,” kata Rusni.

Rusni juga mengatakan, sumur air Molotabu yang menjadi tempat warga Binthalahe mengambil air sekarang sudah mulai mengering, warga khawatir sumur tersebut akan kering juga apabila musim kemarau tidak segera berakhir.

Warga Desa Binthalahe berharap agar pemerintah setempat dapat lebih tanggap dalam mengatasi kesulitan air bersih yang terjadi didesa mereka sembari berharap musim kemarau segera berakhir.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan