Jakarta, Aktual.com — Presiden Joko Widodo memuji kinerja semua pihak yang berhasil melaksanakan proses pembebasan warga negara Indonesia di Papua Nugini.
“Jadi setelah ada penyanderaan dua warga Indonesia di Papua Nugini, memerintahkan Menko Polhukam untuk mengkoordinir jajaran di TNI, Panglima TNI, juga Polri, Pak Kapolri, juga di intelejen, Kepala BIN, Menteri Luar Negeri juga untuk bekerja,” kata Presiden kepada wartawan di Jakarta, Jumat (18/9) malam.
Presiden mengatakan, “Saya senang sekali, bangga, mereka bekerja senyap, tidak banyak bicara, tetapi mempersiapkan, dan sampai detik terakhir kemarin, saya hanya perintahkan menunggu perintah dari Panglima Tertinggi.”
“Oleh sebab itu jam empat kemarin saya telepon Perdana Menteri Papua Nugini, telepon PM Peter O’neil. Saat itu yang saya sampaikan adalah Indonesia siap membantu penuh untuk menyelesaikan masalah penyanderaan. Itu jam empat sore kemarin saya telepon. Dan alhamdulillah 4 jam setelah itu, setelah kita telepon, jam 8 malam, saya dikabari lagi sudah bisa bebas dan sudah bisa diselesaikan, tetapi saat itu memang masih di hutan, sehingga kita belum menyampaikan,” kata Jokowi.
Presiden mengatakan saat ini warga negara Indonesia yang disandera itu sudah berada di Konsulat RI di Vanimo. “Kita berharap agar keamanan di papua juga tetap terjaga,” tegas Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta Menlu Retno Marsudi untuk mencari tahu kelompok atau pihak yang bertanggung jawab atas penyanderaan itu.
“Itu yang saya tadi siang saya sampaikan kepada Menlu untuk mencari informasi masalah itu. Iya tadi Menlu belum menginformasikan lagi. Tadi saya sudah saya perintahkan untuk cari tahu siapa,” kata dia.
Jokowi juga menegaskan tidak ada pola pemberian imbalan uang atas pembebasan dua warga negara Indonesia.
Jokowi juga menyampaikan ucapan terima kasih atas peran pemerintah Papua Nugini yang juga telah membantu proses pembebasan sandera tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan