Sejumlah kru pesawat Garuda menyiapkan pesawat di tengah kabut asap di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sumsel, Rabu (26/8). Kepekatan kabut asap di Bandara SMB II sempat mencapai jarak pandang 500 meter yang mengakibatkan sepuluh penerbangan ditunda. ANTARA FOTO/ Feny Selly/ama/15

Jakarta, Aktual.com —  Kebakaran hutan di hampir seluruh wilayah pulau Sumatera dan sebagian di Kalimantan, berdampak terhadap menurunnya jumlah penerbangan di berbagai bandara, termasuk Soekarno Hatta. Akibat asap dari kebakaran hutan itu, penerbangan dari bandara Soeta berkurang hingga 15 persen.

Demikian disampaikan Direktur Utama Angkasa Pura 2, Budi Karya Sumadi. Namun demikian, Budi mengaku jika pihaknya belum menghitung berapa kerugian akibat gagalnya berbagai penerbangan dari bandara Soeta.

“Saya belum mencatat kerugian secara total. Ada penurunan pergerakan terjadi di beberapa bandara, Bandara Soeta 10-15 persen berkurang penerbangan,” papar Budi, di bilangan Tebet, Jakarta, Sabtu (19/9).

Budi sendiri tidak bisa memastikan apakah persentase tersebut akan terjadi setiap bulannya. Tapi, dia membenarkan bahwa kebakaran hutan memang berdampak besar terhadap penerbangan serta sirkulasi ekonomi di bandara.

“Fluktuatif ya, tapi terjadi. Sebulan ini terjadi, ada beberapa yang mencapai itu,” imbuhnya.

Sebelumnya, anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal sudah menyentil pemerintah, lantaran lambat menangani masalah kebakaran hutan. Andi berpendapat bahwa, pemerintah seharusnya sudah mempunyai rencana untuk mengantisipasi kebakaran tersebut.

Pasalnya, pemerintah sudah diperingatkan lewat hasil penelusuran BMKG akan adanya bahaya gelombang panas, atau biasa disebut El Nino. Akmal pun mengaku bahwa sebelumnya DPR juga sudah mengingatkan pemerintah atas kejadian ini.

“Kita tentu sayangkan dan pertanyakan kehadiran negara saat terjadi kebakaran, karena kejadian udah 17 tahun dan seperti siklus,” sesal Akmal, dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (19/9).

Artikel ini ditulis oleh:

Eka