Jakarta, Aktual.com — Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listianto, menjelaskan bahwasanya paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi pada 1 september 2015 sangat jauh dari nawacita dan harapan masyarakat.
Menurutnya dalam paket kebijakan ekonomi Jokowi, isu kenaikan kenaikan suku bunga di Amerika lebih banyak diulas ketimbang melemahnya rupiah di dalam negeri.
“Pada intinya kedaulatan ekonomi semakin susah diwujudkan. Kita pun tidak tahu seperti apa riilnya paket kebijakan ekonomi untuk mengatasi pelemahan rupiah selaras dengan semangat nawacita,” kata Eko dalam acara diskusi yang bertajuk “Jokowinomics Gagal?” di Salemba, Jakarta Timur, Sabtu (19/9)
Dia membeberkan dalam kebijakan ekonomi ada struktur ekonomi yang berupaya menggerakan sektor industri. Namun sayangnya, hal itu masih bergantung dari pelaku industri.
“Seperti upaya-upaya yang berkaitan dengan perijinan, itu bukanlan solusi menghadapi gonjang-ganjing perekonomian,” jelasnya.
Lebih lanjut dituturkannya, dalam menanggapi Jokowinomic dia mengaku hanya melihat secara sederhana. Menurutnya, paket kebijakan ekonomi di era Jokowi untuk memenuhi harapan rakyat masih sangat sulit untuk dicapai.
“Kalau kita lihat, susah untuk mencapai Nawacita dan harapan rakyat. Kita biarkan sampai 2019, saat ini sangat susah. Ukuran kualitatifnya saja susah untuk dilakukan,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka