Medan, Aktual.com – Akibat krisis global, terjadi perlambatan penyaluran kredit di Sumatera Utara. Hingga Juli 2015, jumlah kredit perbankan di Sumut yang belum ditarik nasabah (undisbursed loan) sebesar Rp13,58 triliun.
Kendati mengakui masih ada undisbursed, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Difi A Johansyah justru menyebut kondisi itu menggembirakan. Sebab jika dibanding Juli tahun lalu, undisbursed justru mengalami tren menurun sebesar 14,21 persen (YoY).
“Dari Rp15,83 triliun posisi Juli 2014 sudah tinggal Rp13,58 triliun di Juli 2015,” kata dia, di Medan, Minggu (20/9).
Ditambah lagi, penurunan terjadi saat krisis global masih berlangsung. Artinya, kata dia, pengusaha di Sumut masih terus berupaya eksis. “Semakin menggembirakan juga karena nyatanya jumlah kredit masih bertumbuh,” ucapnya.
Penyaluran kredit perbankan Sumut hingga Juli bertumbuh 7,08 persen dibandingkan periode sama tahun 2014 atau menjadi Rp170,40 triliun.
Perlambatan penyaluran kredit sudah diprediksi sejak awal melihat masih berlangsungnya krisis global yang membuat kinerja perusahaan terganggu. Dengan memperhitungkan terjadi krisis yang berdampak pada perlambatan perekonomian, maka BI juga memperhitungkan pertumbuhan kredit perbankan di Sumut tahun 2015 di bawah 17 persen.
Pertumbuhan itu diyakini lebih rendah dari 2014 dan bahkan dari 2013 dan 2012 yang sempat naik 18,56 persen dan 23,49 persen.
Ketua Kadin Sumut, Ivan Iskandar Batubara ikut menimpali melambatnya kondisi penyaluran kredit yang melambat. Kata dia, pengusaha memang masih sangat berhati-hati dalam mengambil kredit. Alasannya, bisnis masih belum stabil sehingga membuat pengusaha takut ambil kredit. “Apalagi ada kemungkinan kredit sebelumnya macet akibat kinerja perusahaan terganggu,” ujarnya.
Kalaupun ada pinjaman, ujar Ivan, mungkin adalah pencairan pinjaman sebelumnya dan oleh karena itu “undisbursed loan” di perbankan Sumut mengalami penurunan.
Artikel ini ditulis oleh: